Al-Qaul al-Mufid fi Talkhish ‘Ilmi al-Aqaid. (15)Islam adalah Agama yang Benar – Makna Syahadat

Islam adalah Agama yang Benar Kita mendapati di alam ini agama-agama yang beragam, dan kelompok-kelompok yang beraneka ragam, dan semuanya mengklaim bahwa dia lah yang benar, akan tetapi pengakuan saja tidaklah cukup, melainkan harus ada dalil yang membuktikan kesahihannya. Dan kebenaran ajaran Islam itu dikukuhkan oleh nalar dan wahyu sekaligus. Read more…

Al-Qaul al-Mufid fi Talkhish ‘Ilmi al-Aqaid. (14)Perkara as-Sam’iyyāt (Perkara yang hanya diketahui melalui Wahyu)

Perkara as-Sam’iyyat Perkara as-Sam’iyyat adalah perkara yang hanya diketahui melalui berita yang didengar (sam’iyyat) dari sumber yang terpercaya, yaitu wahyu yang disampaikan oleh Rasul. Perkara ini tidak dapat ditangkap atau dibuktikan dengan panca indera, oleh sebab itu juga disebut perkara yang gaib. Ada juga wahyu atau Kalam Allah yang menceritakan Read more…

Al-Qaul al-Mufid fi Talkhish ‘Ilmi al-Aqaid. (13)Menetapkan Kenabian Baginda Nabi kita ﷺ

Meyakini kenabian seorang nabi itu bergantung pada dalil, dan dalil atas kenabian Nabi kita ﷺ  itu banyak, tidak terhitung. Yang paling nyata di antaranya adalah al-Qurān al-Karīm, yaitu kitab yang menjadi mukjizat, yang dengannya Allah menantang untuk mendatangkan sesuatu yang serupa dengannya, dan tidak ada seorang pun yang mampu untuk Read more…

Al-Qaul al-Mufid fi Talkhish ‘Ilmi al-Aqaid. (12)Sifat at-Tablīġ (Menyampaikan), al-Faṭānah dan Sifat Jaiz bagi Rasul dan Nabi

Sifat at-Tabligh (Menyampaikan) Sifat ini maknanya bahwa Nabi itu menyampaikan dari Allah semua hal yang mereka diperintahkan untuk disampaikan kepada makhluk-Nya. Adapun lawannya berarti menyembunyikan (al-kitmān), dan telah lewat penjelasan tentang tetapnya sifat amanah bagi nabi, maka mustahil nabi berbuat maksiat, sedangkan penyembunyian itu adalah bagian dari dosa. Manakala mustahil Read more…

Al-Qaul al-Mufid fi Talkhish ‘Ilmi al-Aqaid. (11)Sifat_ul-Amanah (Dipercaya, Bertanggung-jawab)

Makna sifat al-amānah ialah tidak melakukan hal-hal yang dilarang baik itu sesuatu yang diharamkan atau dimakruhkan. Makna keberadaan nabi sebagai sosok yang terpercaya bahwa beliau tidak melakukan dosa dan kemaksiatan, sekalipun itu dosa kecil atau besar. Maka para nabi semuanya tersucikan dari dosa kecil dan dosa besar baik sebelum maupun Read more…

Al-Qaul al-Mufid fi Talkhish ‘Ilmi al-Aqaid. (10)Sifat_ash-Shidq (Kejujuran)

Sifat aṣ-Ṣidq (kejujuran) adalah kesesuaian kabar (informasi) dengan kenyataan, dan lawannya adalah kebohongan. Maka makna keberadaan Nabi sebagai sosok yang jujur, bahwa ucapannya sesuai dengan fakta, dan bahwa dia jujur dalam pengakuannya sebagai nabi. Karena seandainya dia disifati dengan kebohongan, maka konsekuensinya kebohongan itu berlaku bagi informasi yang berasal dari Read more…

Al-Qaul al-Mufid fi Talkhish ‘Ilmi al-Aqaid. (9)Pembahasan Tentang Kenabian (An-Nubuwwāt)

Kenabian (An-Nubuwwāt) Telah kukuh bahwa Allah ﷻ  wujud dan bersifat dengan seluruh kesempurnaan, dan tidak ada keraguan bahwa Dia Maha Pengasih terhadap hamba-hamba-Nya dan Maha Mengetahui kemaslahatan urusan mereka. Dan termasuk dari keagungan karunia-Nya bahwa Dia mengutus para Rasul sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, sehingga manusia tidak punya Read more…

Al-Qaul al-Mufid fi Talkhish ‘Ilmi al-Aqaid. (8)Sifat_ul-Ma’nawiyyah, Mustahil dan Jaiz

Sifat al-Ma’nawiyyah Di sini selesai pembahasan sifat al-ma’ānī, adapun sifat al-ma’nawiyyah itu bukan sifat tambahan, melainkan merupakan semacam penguatan atas tetapnya sifat al-ma’ānī bagi Dzat Allah ﷻ . Sifat al-ma’nawiyyah ini merupakan penegasan sebagai konsekuensi lazim dari sifat ma’ānī. Yaitu bahwa Allah Maha Kuasa, Maha Berkehendak, Maha Mengetahui, Maha Hidup,  Read more…

Al-Qaul al-Mufid fi Talkhish ‘Ilmi al-Aqaid. (7)Pembahasan Sifat Ilmu, Hayat, Sama’, Bashar dan Kalam

Sifat al-‘Ilm (Pengetahuan) Sifat al-‘Ilm (pengetahuan) maknanya sifat yang qadīm yang berada pada Dzat Allah yang tersingkap dengannya sesuatu yang diketahui dari yang wajib, yang mungkin, dan yang mustahil. Dan tetapnya sifat pengetahuan itu jelas, karena seandainya Allah tidak mengetahui, maka Dia disifati dengan kebalikannya, yaitu ketidaktahuan, dan tidak masuk Read more…

id_IDIndonesian