Ringkasan Al-Maqshad Al-Asna Karya Imam Ghazali – Buya Arrazy Hasyim – YouTube

Al Waasi’ (الْوَاسِعُ)

Makna Al Waasi’

Al Waasi’ artinya Yang Maha Luas/Lapang. Imam Ghazali memaknai dengan Maha Luas IlmuNya dan Maha Luas NikmatNya, Maha Luas KebaikanNya. Makna luas biasanya dikaitkan dengan ukuran. Pada makhluk segala sifatnya adalah terbatas, ada tepinya, ada ukurannya. Sedang Luas pada Sifat Allah adalah Luas yang tidak ada batas, tidak ada tepi dan tidak dapat diukur.
Luas Ilmu Allah tidak ada batasnya. Disebutkan dalam Quran Surat Al Kahfi:109

قُل لَّوْ كَانَ ٱلْبَحْرُ مِدَادًا لِّكَلِمَٰتِ رَبِّى لَنَفِدَ ٱلْبَحْرُ قَبْلَ أَن تَنفَدَ كَلِمَٰتُ رَبِّى وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِۦ مَدَدًا

Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”.

Demikian juga dengan Kebaikan Allah tidak ada batasnya. Hanya Allah Yang Maha Luas secara Mutlak IlmuNya dan Pemberian Nikmat Kebaikannya. Sedang ilmu makhluk dan pemberian makhluk tidak dapat dibandingkan dengan Ilmu dan Kebaikan Allah.

Hamba Allah yang mendapat cahaya Al Waasi’

Hamba Allah Yang Maha Luas (Abdul Waasi’) adalah hamba Allah yang mempunyai keluasan ilmu dan keluasan kebaikan. Hamba Allah ini tidak khawatir dalam memberikan kebaikan. Hamba Allah ini luas ilmunya dan luwes akhlaknya. Namun bagaimanapun luas ilmu dan kebaikan hamba Allah ini masih ada batasnya, sebagaimana Kehendak Allah.
Ilmu Allah yang luas yang paling tinggi adalah ilmu tentang Ma’rifatullah, ilmu untuk mengenal Allah. Di zaman ini Allah akan memberikan ilmu ini. Ilmu Ma’rifatullah dibagi menjadi 4 tingkatan yaitu:

  1. Ma’rifat terhadap Nama Allah
  2. Ma’rifat terhadap SifatNya
  3. Ma’rifat terhadap Af’al (Perbuatan) Allah
  4. Ma’rifat terhadap Dzat Allah.

Ilmu tentang Ma’rifat yang luas ini hanya diberikan kepada kekasih Allah

Al Hakiim (الْحَكِيمُ)

Makna Al Hakiim

Al Hakiim artinya Yang Maha Mempunyai Hikmah. Apa arti Hikmah? Menurut Imam Ghazali Hikmah adalah pengetahuan tentang sesuatu yang utama dari ilmu-ilmu yang utama. Yang paling Utama dari semua yang ada adalah Allah. Al Hikam (hukum) adalah memastikan suatu kedudukan hukum sesuatu dengan tepat, sedang hikmah adalah ketepatan dalam memahami ilmu tentang sesuatu.

Ilmu yang paling tepat untuk dipelajari adalah ilmu tentang Allah. Tidak ada siapapun yang lebih mengenal Allah kecuali Allah sendiri. Maka Allah adalah Al Hakim yang Mutlak, Yang Maha Memiliki Hikmah, paling mulia secara mutlak. Yang Paling Mulia tidak mudah untuk diakses pengetahuan tentangNya. Ilmu yang Paling Mulia adalah Ilmu yang azali (tidak ada permulaannya), yaitu ilmu Allah yang bersifat Qodim. Ilmu Azali adalah ilmu yang sebenarnya yang pasti, yang tidak disusupi sedikitpun oleh ketersembunyian dan syubhah (meragukan). Yang Memiliki Ilmu ini hanya Allah.

Dalam istilah Arab, dikatakan orang yang memiliki karya yang bagus disebut Hakim, pluralnya adalah Hukama. Kalau diterjemahkan disebut artis. Jadi makna artis sebenarnya bukan yang difahami oleh orang dizaman sekarang. Artis adalah yang sangat bagus karya seninya, yang tepat yang detail yang rigid, yang sempurna. Namun yang mutlak sempurna karyanya adalah Allah Al Hakim.

Dalam QS Al Baqarah: 269 disebutkan,

يُّؤْتِى الْحِكْمَةَ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ اُوْتِيَ خَيْرًا كَثِيْرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّآ اُولُوا الْاَلْبَابِ

Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat.

Maka Pemberian Allah berupa Kebaikan yang banyak adalah Hikmah, yaitu pengetahuan yang tepat tentang sesuatu yang tepat. Mereka yang diberi hikmah ini disebut Hukama (para ahli Hikmah). Mereka ini telah diberikan anugerah kebaikan yang banyak.

Jadi rezeki terbesar dari Allah untuk makhlukNya adalah Hikmah. Anugerah terbesar jika diperincikan:

  1. Materi : harta, rumah, jalan-jalan dan lain lain
  2. Immateri : pertemanan, cinta, dan sebagainya, dan anugerah terbaik adalah Hikmah.

Orang yang mendapatkan hikmah dari Allah ini, maka dia akan menjadi panutan manusia, dimana manusia menjadikannya mendapat panduan. Seperti Ka’bah sebagai arah kiblat orang yang sholat.

Orang yang mendapat hikmah ini bukanlah orang yang pandai baca Kitab, pandai berdebat, banyak ilmu atau yang secara lahiriah, mempunyai gelar Doktor, atau kelihatan orang yang amal agamanya banyak. Karena belum tentu mereka ini khusyu’ sholatnya. Orang seperti ini belum mengenal atau mengetahui sesuatu yang utama yaitu Allah. Mengenal Asma Allah, Sifat Allah dan Af’al (Perbuatan) Allah.
Hikmah itu adalah ilmu yang paling tinggi, yaitu ilmu mengenal Allah. Kemuliaan suatu ilmu tergantung objeknya. Sedang objek yang paling mulia untuk dipelajari adalah Allah. Maka ilmu yang paling mulia adalah ilmu ma’rifatullah, ilmu mengenal Allah. Orang yang memiliki ilmu Hikmah ini disebut Hakim.

Lukmanul Hakim yang diceritakan dalam Al Quran, adalah orang yang mengenal Allah. Meskipun beliau tidak memiliki ilmu yang hebat-hebat seperti yang dimiliki orang zaman sekarang, beliau mendapat kemuliaan yang amat tinggi, karena memiliki ilmu yang membuatnya mengenal Allah. Inilah yang dimaksud pemberian yang banyak yang disebut dalam ayat di atas.

Ciri-ciri orang yang kenal Allah, kalau dia berbicara berbeda dengan orang tidak kenal Allah, walaupun buku yang dibacanya sama, babnya sama. Orang yang mendengarnya akan mendapat pancaran cahaya yang berbeda. Orang Ahli Hikmah jika berkalam, walaupun sedikit, tetapi mempunyai pemahaman yang dalam dan luas, serta menjangkau waktu yang panjang.

Walaupun Hakim itu adalah istilah untuk orang yang mengenal Allah, namun juga pada zaman dahulu juga sebutan untuk yang ahli ilmu filsafat atau ahli ilmu Mantiq.

Kata-kata Hikmah dari Hadits Nabi shallallahu alaihi wassalam:

  • Inti dari pada Hikmah adalah takut kepada Allah
  • Orang yang pandai adalah orang bermuhasabah ke atas dirinya untuk bermuhasabah atas dirinya. Dia akan sangat memikirkan bagaimana nasibnya nanti setelah dia meninggal, sementara jiwanya belum mampu menundukkan nafsunya dengan berharap kepada Allah.
  • Memiliki sedikit bagi orang yang Qanaah (merasa cukup) dan bersyukur, adalah lebih baik dari pada memiliki banyak yang membuat gelisah.
  • Orang yang bersyukur, orang yang berhati-hati dalam berbicara. Maka janganlah kita berbicara sembarangan, yang pesimis, (seperti saya akan selalu susah dsb.) karena mungkin saja ketika dia berbicara itu, menjadi doa yang dikabulkan.
  • Ciri-ciri orang yang ahli hikmah, adalah orang yang meninggalkan yang tidak penting (tidak bermanfaat) baginya
  • Orang yang bahagia (ahli hikmah), adalah orang yang dapat mengambil manfaat hikmah dari orang lain.
  • Diam adalah bagian dari Hikmah, yaitu diam pada tempatnya.

Semua kata-kata hikmah itu adalah sabda Rasulullah shallallahu alaihi wassalam.

Wallahu a’lam



0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_IDIndonesian