Al Hakam (ٱلْحَكَمُ)

Makna Al-Hakam

Al Hakam artinya Yang Maha Tepat dalam membuat Ketetapan. Allah Yang Maha Tepat dalam membuat ketetapan atas seseorang untuk mendapatkan bahagia atau kesusahan baik di dunia dan di akhirat.
Sifat Al Hakam juga termasuk Maha Tepat Allah menentukan gerakan Matahari, bumi, bulan dan benda-benda di langit, sehingga dapat bergerak sesuai dengan garis edaran, sesuai putaran dan kecepatannya. Dan selama mengatur semua benda-benda langit, Allah tidak menjadi lelah dan mengantuk karenanya. Allah menegaskan dalam ayat Kursi yang sering kita baca.
Sifat ini juga berkaitan dengan Maha Tepat Allah menentukan komposisi darah, udara dan zat-zat lain dalam dalam sistem yang beredar di dalam tubuh kita, sehingga semua organ tubuh kita dapat berfungsi dengan sempurna. Jika kita sakit atau ada organ yang tidak berfungsi. Sebab itu jika ada sistem yang tidak bekerja baik pada diri kita, itu adalah karena kita telah melakukan sesuatu yang merusak keseimbangan komposisi zat pada tubuh kita.

Sikap hamba Allah yang mendapat cahaya Al Hakam

Para Shahabat pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wassalam, wahai Nabi jika Allah sudah menetapkan seseorang akan mendapat kebahagian dan kesusahan, jadi untuk apa kami berusaha?
Nabi shallallahu wassalam menjawab: Kalian jangan berfikir begitu, tapi berusahalah dengan mencari sebab agar engkau mendapatkan kebahagiaan atau mendapatkan syurga. Karena kita tidak tahu ke dalam golongan mana kita ditetapkan oleh Allah. Jadi semestinya kita mempunyai harapan besar kepada Allah, semoga kita dimasukan ke dalam syurgaNya, dengan diimbangi dengan rasa takut kita dari dimasukan ke dalam nerakaNya. Maka orang yang ditakdirkan akan masuk syurga, akan dimudahkan melakukan apa-apa yang menjadi sebab untuk masuk kedalam syurga. Orang itu tidak akan cepat merasa aman dari ujian, tidak mudah tertipu dengan amalnya, karena dia tidak tahu apakah dirinya akan menjadi ahli syurga atau neraka. Dirinya hanya fokus pada penghambaan kepada Allah. Hatinya selalu terkait kepada Allah.
Maka orang yang mendapat cahaya Asma Allah Al Hakam ini, selalu khawatir akan Kuasa Allah Yang Maha Menetapkan seseorang masuk syurga atau masuk neraka.

Bagaimana mendapatkan cahaya Al Hakam

Dia tidak akan memperhatikan lahiriah dirinya saja, tetapi dia juga memperhatikan kalbunya, apakah bersih dari sifat-sifat yang menjauhkannya dari Allah. Dan untuk itu dia selalu meminta kepada Allah agar dibantu dalam berdzikir (mengingat) Allah, dalam mensyukuri nikmat Allah dan melakukan sebaik-baik ibadah kepada Allah. Jika kita mendapat bantuan kemudahan berdzikir kepada Allah, maka kita telah mendapat ma’unah (bantuan) dari Allah. Jika dzikir itu saja kita sudah dibantu oleh Allah, maka apakah pantas kita mendapat pahala dari Allah karena amal kita. Maka sudah sepatutnya ketika kita melakukan ibadah, kita tidak perlu memikirkan pahala apa yang akan didapat, karena dimudahkannya kita melakukan amal ibadah itu adalah sudah merupakan pemberian dari Allah.

Al Adl (ٱلْعَدْلُ)

Makna Al-‘Adl

Al Adl artinya Yang Maha Adil. Kata adil telah masuk dalam bahasa Indonesia yang artinya sesuai dengan maksud adil dalam bahasa Arab, yaitu mendudukkan sesuatu sesuai dengan tempatnya, porsinya dan keadaannya.
Mengapa Allah menyuruh manusia untuk berbuat adil? dan bukan pada Malaikat? Karena Malaikat adalah makhluk yang amat patuh kepada Allah dan tidak pernah bosan untuk patuh kepada Allah. Oleh sebab itu ada Malaikat yang dari mula diciptakan hanya disuruh berdzikir, dan selalu taat berdzikir sampai sekarang yang tak pernah bosan atau melanggar. Oleh sebab itu Malaikat adalah makhluk Allah yang statis, tetap dan patuh tidak berbuat olah.
Sedang manusia mempunyai sifat yang selalu dinamis, mudah merasa bosan, selalu ingin melakukan perkara yang baru dan ingin membuat kemajuan. Itu sebabnya Allah mengangkat manusia menjadi Khalifah di muka bumi karena Keadilan Allah.
Sedang Malaikat yang selalu taat kepada Allah diberi tugas yang berbeda dari manusia, yaitu pembawa risalah langit, meramaikan majelis dzikir dan ilmu. Ini juga Keadilan Allah memeberikan tugas kepada makhlukNya tugas sesuai dengan apa yang diberikan Allah kepada mereka.
Malaikat dibolehkan bertanya kepada Allah ketika Allah hendak mengangkat manusia menjadi Khalifah yaitu mengapa Allah mengangkat seorang khalifah yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah di muka bumi, sedang Malaikat selalu bertasbih dan mensucikan Allah. Allah kemudian menjawab bahwa Allah Maha Mengetahui atas apa yang tidak diketahui MalaikatNya. Ini adalah hikmah dari Allah, bahwa ahli ibadah dan ahli dzikir belum tentu ahli dalam mengatur dan memimpin masyarakat.
Disini Allah juga mengajarkan kita dengan KeadilanNya, bahwa setiap perkara ada ahlinya, agar manusia menjalankan tugas sesuai dengan apa yang menjadi keahliannya, dan mempelajari ilmu untuk mendukung tugasnya agar ia dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan dapat berbuat adil.

Hamba Allah yang mendapat cahaya Al-Adl

Orang yang mendapat cahaya Nama Allah Al Adil, orang itu dapat meletakkan sesuatu perkara pada tempatnya. Mari kita memulai dengan adil terhadap diri sendiri, yaitu memberi keseimbangan pada lahir dan bathin kita. Yaitu dengan memenuhi keperluan lahir dan bathin kita, agar kita dapat menjadi hamba Allah sesuai yang dikehendaki oleh Allah.

Wallahu a’lam


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_IDIndonesian