Ringkasan

Lanjutan Fasal 3 – Bacaan Sholawat

Shahabat membuat bacaan Sholawat sendiri

Bacaan Sholawat dari Rasulullah shallallahu alaihi wassalam adalah Sholawat Ibrahimiyah yang kita baca bersama bacaan Tahiyat dalam Sholat. Tapi mengapa bacaan Sholawat bermacam-macam? Ada Sholawat Nariyah, Sholawat Fatih, Sholawat Badar dan sebagainya.

Perkara ini memang diperkenankan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wassalam, karena para Shahabat juga membuat bacaan Sholawat, diantaranya Sayidina Abdullah bin Mas’ud membaca sholawat yang ditambah dengan doa. Sehingga para Ulama menyimpulkan bahwa membuat bacaan sholawat adalah perkara yang dibolehkan. Banyak Ulama kemudian membuat bacaan sholawat dan bahkan menjadikannya wirid harian, termasuk Habib Ali Al Habsyi dalam Fasal 3 ini. Seperti kita ketahui bahwa di antara adab dalam berdoa adalah membaca Sholawat.

Bacaan sholawat dalam Fasal 3

Sholawat Nabi di Fasal 3 Maulid Simthuddurror

اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ بِاَجَلِّ الصَّلَوَاتِ وَاَجْمَعِهَا وَاَزْكَى التَّحِيَّاتِ واَوْسَعِهَا

Ya Allah limpahkan rahmat dan ucapkan salam, dengan rahmat yang teragung dan terlengkap, dan kehormatan yang tersuci dan terluas

عَلى هذَا الْعَبْدِ الَّذِيْ وَفّى بِحَقِّ الْعُبُوْدِيَّةْ

terhadap hamba ini yang memenuhi hak perhambaan

وبَرَزَ فِيْهَا فِيْ خِلْعَةِ الْكَمَالْ 

dan yang tampak di perhambaan dengan sifat sempurna

وقَامَ بِحَقِّ الرُّبُوْبِيَّةِ فِي مَوَاطِنِ الْخِدْمَة ِ لِلّهِ وَاَقْبَلَ عَلَيْهِ غَايَةَ الْإِقْبَالْ

dan yang memenuhi hak ketuhanan di tempat-tempat berbakti kepada Allah, serta menghadap kepada-Nya dengan sebaik-baik menghadap

صَلاةً يَتَّصِلُ بِهَا رُوْحُ الْمُصَلِّيْ عَلَيْهِ بِهْ

Selawat yang menghubungkan ruh orang yang berselawat kepadanya dengannya

فَيَنْبَسِطُ فِيْ قَلْبِه نُوْرُ سِرِّ تَعَلُّقِه بِه وَحُبِّهْ 

maka menjadi luas cahaya rahasia ikatannya dengannya dan kecintaannya dalam hatinya

ويُكْتَبُ بِهَا بِعِنَايَةِ اللّهِ فِيْ حِزْبِهْ

Dan ia dicatat dengan pertolongan Allah dalam kelompoknya

وَعَلى الِه وَصَحْبِهِ الَّذيْنَ ارْتَقَوْا صَهْوَةَ الْمَجْدِ بِقُرْبِهْ 

Dan atas keluarganya dan para sahabatnya yang menaiki derajat yang tinggi Karena dekat kepadanya

وَتَفَيَّأُوْا ظِلالَ الشَّرَفِ الْأَصْلِيّ بِوُدِّه وَحُبِّهْ

Dan mereka bernaung di bayang-bayang kemuliaan sejati dengan menyayanginya dan mencintainya 

مَا عَطَّرَ الْأَكْوَانَ بِنَشْرِ ذِكْرَاهُمْ نَسِيمْ

Selama hembusan angin mengharumi semesta karena menyebarnya sebutan mereka 

Nabi adalah hamba Allah yang tahu dirinya adalah hamba Allah

Dalam Sholawat ini disebut hadza l-abdi yang artinya Hamba (Allah) ini, kata hadza (ini) adalah bermaksud bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wassalam adalah sangat dekat. Karena pada Habib Ali menulis Maulid ini secara langsung mengalir secara lancar begitu saja (kajian Maulid bag-1) , dan Rasulullah shallallahu alaihi wassalam seakan-akan berada dekat dengan beliau.
Hamba adalah gelar yang tinggi di sisi Allah. Kita semua adalah hamba Allah. Namun apa perbedaan Nabi sebagai hamba Allah dengan kita yang juga hamba Allah?

Hamba Allah sepatutnya selalu menerima ketentuan Allah dan mentaati perintahNya

Nabi adalah hamba Allah yang tahu dan memenuhi semua kewajibannya sebagai hamba, sehingga beliau adalah dicintai Allah dan dijadikan kekasihNya. Sedang kebanyakan manusia adalah hamba Allah yang sering lupa akan dirinya adalah hamba Allah, sehingga banyak mengabaikan kewajibannya sebagai hamba Allah. Buktinya apa kita sering lupa, karena kita sering tidak menerima ketentuan Allah, padahal sebagai hamba sepatutnya menerima semua ketentuan dari Tuhan kita. Seorang budak saja mesti taat kepada tuannya yang hanya manusia, padahal tuannya bukan yang menciptakan, tapi hanya membeli dan belum tentu sayang dengan budaknya itu. Sedang Allah adalah Pencipta kita dan sangat menyayangi hambaNya lebih dari ayah dan ibu kita.

Kalau kita berdoa, dan doa tidak dikabulkan, kita sering kecewa mengapa doa kita tidak terkabul? Padahal seorang hamba tidak patut memaksa kepada Tuhannya untuk memenuhi permintaannya. Kita berdoa adalah karena perintah Allah untuk berdoa, baik dalam keadaan susah maupun senang. Kebanyakan manusia hanya bersemangat untuk berdoa jika susah, dan lupa jika sedang senang.

Sedang seorang hamba sepatutnya selalu berdoa melaksanakan perintahNya dalam keadaan apapun, sebagaimana Nasyid berikut

قَدْ كَفَانِي عِلْمُ رَبِّي ۞ مِنْ سُؤَالِي وَاخْتِيَارِي

  • Sungguh telah cukup bagiku kepuasan dan ketenanganku bahwa Penciptaku Maha Mengetahui
  • Segala permintaanku dan usahaku

 فَدُعَـائِي وابْتِهـَالِي ۞ شَـاهِدٌ لِي بِافْتِقَارِي

  • Maka do’a do’a dan jeritan hatiku
  • sebagai saksiku atas kefakiranku (dihadapan kewibawaanMU)

 فَلِهَذَا السِّرِّ أَدْعُـو ۞ فِي يَسَارِيْ وَعَسَارِي

  • Maka demi rahasia kefakiranku (dihadapan KewibawaanMu) aku selalau mohon (padaMu)
  • disaat kemudahan dan kesulitanku

Nabi memilih menjadi Nabi yang Hamba

Pada suatu ketika Nabi sedang bersama Malaikat Jibril, kemudian datang satu Malaikat yang belum pernah datang ke bumi. Malaikat ini (sebagian riwayat Malaikat itu adalah Malaikat Israfil) yang membawa kunci kekayaan dunia ketika itu bertanya kepada Nabi: Wahai Nabi apakah engkau ingin menjadi Nabi yang Hamba atau Nabi yang Raja? Kalau engkau mau menjadi Raja, engkau akan menjadi Raja.
Ketika itu Malaikat Jibril memberi kode agar Nabi tetap tawadhuk dan memilih menjadi Nabi Allah yang hamba. Maka Nabi menjawab : Aku ingin menjadi Nabi yang Hamba. Perkataan ini diulang tiga kali oleh Nabi. Nabi memilih makam penghambaan yang memenuhi hak penghambaan kepada Allah.

Rasulullah melayani dirinya dan keluarganya

Seorang Ulama dari Madinah yaitu Syeikh Sirajudin Al Husseini menceritakan bahwa Nabi banyak melakukan pekerjaan untuk keperluannya sendiri dengan tangannya sendiri, bahkan Nabi membantu perkerjaan keluarganya, seperti membersihkan rumah dan lain-lain. Nabi tidak mempunyai bala tentara sebagaimana para raja. Shahabat yang melayani beliau adalah atas dasar sukarela ingin berkhidmat kepada Nabi.

Nabi makan sebagaimana hamba makan

Rasulullah pernah bersabda, aku ini hamba maka cara makan yang dilakukan adalah cara makan seorang budak. Maka beliau sering makan bersama Shahabatnya bahkan dengan shahabat yang paling rendah kedudukannya di mata manusia. Begitulah di antara ketawadhukan Nabi.
Suatu kali Rasulullahu shallallahu alaihi wassalam akan meminum dari gelas yang sudah dipakai oleh para shahabat. Ada Shahabat yang berkata, Ya Rasulullah, aku akan ambilkan gelas yang baru. Kata Rasulullah tidak perlu, aku juga ingin minum bersama seperti kalian minum.

Rasul mengharapkan barokah dari shahabatnya

Bahkan Rasulullah pernah mendatangi bekas air wudhu para Shahabat dan meminumnya. Beliau berkata, aku ingin barakah dari air yang bekas mengenai tangan para Shahabat. Ini adalah pelajaran dari Nabi agar kita mencari barokah dari orang-orang yang soleh.
Diceritakan bahwa Rasulullah pernah mencium tangan Shahabat yang tangannya kasar karena dipakai bekerja untuk memecah batu. Beliau shallallahu alaihi wassalam memuji tangan yang telah dipakai untuk bekerja mencari nafkah yang halal. Beliau berkata, tangan ini tidak akan disentuh oleh api neraka.

Nabi masuk Mekkah sebagai pemenang dengan menunduk

Ketika Futuh Mekkah, beliau mengatakan bahwa siapa yang masuk rumah Abu Sufyan akan aman. Padahal Abu Sufyan sudah lebih kurang 20 tahun menentang Nabi dengan menzalimi Nabi dan Shahabat, memfitnah bahkan memerangi Nabi. Namun setelah Abu Sufyan masuk Islam beberapa saat sebelum Nabi dan Shahabat memasuki Mekkah, beliau berkata dengan mengistimewakan Abu Sufyan, untuk membesarkan hatinya, karena beliau adalah pemimpin Mekkah, bukan membalas dendam atau merendahkannya dihadapan penduduk Mekkah. Rasulullah shallallahu alaihi wassalam datang dengan kasih sayang dan ketawadhukan.

Ketika beliau shallallahu alaihi wassalam memasuki Mekkah, beliau datang bersama ribuan pasukan yang gagah. Beliau tidak berbangga dengan melambaikan tangan sebagaimana selebriti zaman sekarang yang disambut orang banyak.
Nabi justru menundukan badan dan kepalanya, sampai jenggotnya hampir mengenai leher dari tunggangannya, karena begitu menunduk dan tawadhuknya Nabi. Begitulah Nabi yang memenuhi hak kehambaannya kepada Allah.

Nabi bermain dengan anak-anak

Tawadhuknya Nabi juga dilakukan bersama anak-anak dengan bermain bersamannya. Suatu kali beliau mengumpulkan anak-anak dan berkata ayo lari berlomba ke arahku. Maka anak-anak berlari menuju Nabi. Dan Nabi menyambut sambil memeluk anak-anak itu, sehingga anak-anak itu gembira seperti menubruk Nabi.

Tawadhuk Rasulullah dalam menaiki tunggangan

Nabi juga suka memboncengkan anak-anak untuk ikut naik bersama Nabi di atas tunggangannya. Satu anak dibelakang Nabi dan satu anak lagi didepannya.
Rasulullah shallallahu alaihi wassalam pernah menboncengkan Sayidina Muadz bin Jabal. Beliau bertanya apa hak Allah yang mesti dipenuhi hambaNya. Sayidina Muadz menjawab Allah dan Rasul lebih tahu.
Rasul menjawab: Bahwa hamba Allah wajib menyembah Allah dengan sebaik-baiknya dan tidak mempersekutukan Allah dengan selainNya.
kemudian Rasul bertanya lagi, apa hak hamba yang dipenuhi Allah jika hamba itu melaksanakan kewajibannya tadi. Sayidina Muadz berkata, Allah dan Rasul lebih tahu. Maka dijawab oleh Nabi, Allah tidak akan mengazab hambaNya.
Di antara ketawadhukan Nabi juga adalah kadang menaiki tunggangan berupa keledai. Hanya orang tawadhuk saja yang menaiki keledai. Sedang orang kaya atau tokoh ketika itu selalu menaiki hewan tunggangan kuda yang gagah.

Rasul adalah hamba Allah yang paling faham dan paling memenuhi seluruh hak Allah dengan cara-cara yang terbaik. Nabi sudah dijamin Syurga. Namun Nabi tetap banyak ibadah sebagaimana hamba, sehingga sholat hingga kakinya bengkak. Bahkan beliau sering menangis dalam melakukan ibadah kepada Allah.
Rasulullah suatu ketika minta izin Siti Aisyah untuk sholat malam. Siti Aisyah menjawab dengan romantis, “Saya tidak ingin berpisah denganmu ya Rasulullah, namun saya juga menyukai apa yang engkau sukai (yaitu sholat).

Kita berbahagia atas kedatangan Nabi dalam peringatan Maulid Nabi, semoga beliaupun suka dengan kita.

Wallahu a’lam


0 Kommentare

Schreibe einen Kommentar

Deine E-Mail-Adresse wird nicht veröffentlicht. Erforderliche Felder sind mit * markiert.

de_DEGerman