Fasal 3

Terjemah

Aku bersaksi, tiada Tuhan selain Allah. Maha Esa, tiada sekutu bagi-NYa. Kesaksian terucapkan dengan lisan. Mengungkap ketulusan dan kepatuhan. Yang terkandung dalam hati sanubari. Memperteguh tonggak-tonggak iman. Yang tertanam jauh di dalam dada. Rahasia hakikatnya tampak hanya bagi mereka. Yang tulus patuh tiada sedikit pun ragu padanya.

Dan aku bersaksi bahwasannya. Sayyidina Muhammad adalah hamba Allah. Yang benar dalam ucapan dan perbuatannya. Dan menyampaikan atas nama Allah. Apa yang harus disampaikan. Kepada hamba-hamba-Nya. Tentang yang diwajibkan atau yang dianjurkan-Nya. Dialah hamba Allah yang diutus. Kepada penghuni alam seluruhnya. Pembawa berita gembira di samping ancaman derita. Maka ia pun menyampaikan risalah. Dan menunaikan amanah. Sehingga umat dalam jumlah besar. Beroleh hidayah Allah dengan perantaraannya.

Mengharap keredhoan Allah lebih bernilai daripada hanya pahala di bulan Ramadhan.

Bulan Ramadhan adalah bulan barokah, dimana Allah melipatgandakan pahala ibadah kita. Pahala itu sebenarnya adalah iming-iming dari Allah agar kita sebagai hambaNya terdorong untuk melakukan ibadah.
Pahala memang mudah didapat dengan ibadah kita sesuai janji Allah. Kalau kita beritikaf dengan berdiam diri di Mesjid, sudah mendapat banyak pahala. Namun pahala yang mudah didapat juga mudah hangus, hilang atau berpindah ke orang lain, jika kita melakukan dosa seperti hasad, mengghibah orang dann sebagainya. Maka dengan berjalannya waktu, kita akan merasakan bahwa keredhoan Allah adalah lebih bernilai dari pahala, karena hati kita lebih terpaut kepada Allah dari pada beribadah hanya ingin mendapatkan mendapat pahala. Jadi kita semestinya kesempatan di bulan Ramadhan ini kita lebih memperjuangkan cinta kepada Allah dengan mengharapkan redhoNya, khususnya di malam Lailatul Qodar. Namun kita tidak perlu menghitung hari untuk mendapatkannya, melainkan kita perjuangkan di setiap malam bulan Ramadhan.

Membaca Kalimat Syahadat

Di fasal 3 ini Habib Ali memasukkan pentingnya Ilmu Tauhid di dalam Maulid Simmthudduror. Setiap muslim wajib mengucapkan kalimat Syahadat. Ini adalah termasuk Rukun Islam. Seseorang yang belum Islam jika ingin masuk ke agama Islam, maka syaratnya adalah membaca dua kalimat syahadat.
Bagi kita yang sudah muslim dari kecil, kita tidak perlu lagi mengucapkan dua kalimat syahadat untuk menjadi muslim. Tapi kita wajib mengimani bahwa tiada tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusanNya. Kita wajib mempelajari ilmu Tauhid ini sebagai fardhu ‘ain, kewajiban yanng mesti dilaksanakan oleh setiap individu muslim. Kita wajib membaca dua kalimat dalam ibadah sholat. Membaca dua kalimat syahadat, kita wajib mengetahui maknanya.

Awal dakwah Rasulullahu shallallahu alaihi wassalam di Mekkah adalah tentang Tauhid. Ini menunjukkan pentingnya Tauhid. Baru ketika Rasulullah hijrah ke Madinah, Rasulullah mulai menyampaikan ahkam atau syariat Islam.
Ketika di Mekkah Rasulullah menyampaikan bahwa Tuhan kita adalah Esa yaitu Allah, tidak ada tuhan selain Allah. Namun kaum kafir Quraisy menolak dan selalu mengatakan telah mempunyai tuhan-tuhan sebagaimana yang diajarkan oleh leluhur mereka. Mereka katakan urusan mereka banyak, tentu mereka memerlukan banyak tuhan untuk mengurus urusan mereka yang banyak itu. Rasulullah mengajak mereka berfikir tentang agar mereka sadar bahwa Tuhan kita adalah Esa.
Rasulullah bertanya, mana yang lebih mudah dan logis jika seorang budak mempunyai satu tuan atau tuan yang banyak? Kaum kafir Quraisy mengakui bahwa seorang budak tentu lebih mudah dan logis jika seorang budak hanya mempunyai satu tuan.
Disini Rasulullah dalam berdakwah mengajak umatnya berfikir bahwa dalam beragama kita perlu berfikir untuk menerima dengan yakin bahwa agama Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah akal kita yang meyakini bahwa Tuhan wajib bersifat Esa.

Pentingnya belajar Ilmu Tauhid Sifat 20 dengan mengetahui dalilnya

Dalam fasal 3 ini Habib Ali mengajak kita untuk mendalam ilmu Tauhid, karena pentingnya ilmu ini dalam agama Islam. Kita mesti mempelajari Sifat Wajib Allah yang 20 beserta dalil Aqli (hukum akal) selain dalil Naqli (Quran dan Hadits). Agar yakin dan Iman kita sah dan yakin sehingga tidak mudah goyah. Oleh sebab itu ada ulama yang mengatakan beriman tanpa mengetahui dalilnya dianggap imannya tidak sah.
Misalnya Allah Wajib bersifat Wujud (ada). Ini sudah jelas menurut dalil Naqli. Namun kita juga mesti yakin dengan hukum akal. Kita tentu berfikir Mustahil Allah tidak ada. Adanya alam ini adalah bukti adanya Allah. Karena alam ini ada pasti ada yang menciptakan. Mustahil alam ini ada dengan sendirinya dari tiada. Yang menciptakan alam adalah Allah.
Dengan mempelajari ilmu Tauhid Sifat Wajib Allah yang 20, adalah pintu untuk kita dapat memcapai ma’rifat kepada Allah
Bahayanya jika seorang beriman karena ikut-ikut seorang artis yang dicintainya, yang baru hijrah atau menjadi mualaf. Kalau dia tidak kemudian belajar ilmu Tauhid dan tetap hanya ikut ikut saja. Jika artis itu kemudian kembali pada hidup seperti dahulu atau bahkan murtad, maka diapun ikut murtad.


0 Kommentare

Schreibe einen Kommentar

Deine E-Mail-Adresse wird nicht veröffentlicht. Erforderliche Felder sind mit * markiert.

de_DEGerman