Keutamaan Ilmu dari ucapan Ulama khalaf

Orang yang berilmu sedikit menyalahkan orang lain yang berbeda

Imam Ahmad bin Hasan Al Athos berkata: Jika kita mengamalkan ilmu yang ada sedikit sedikit, maka Allah akan menambahkan kepada kita ilmu. Dan ketika Allah sudah memberi ilmu yang banyak kita tidak mudah menyalahkan orang karena perbedaan. Semakin kita tidak mudah menyalahkan orang lain maka kita akan semakin fokus dengan pengamalan ilmu kita untuk mendekatkan diri kita kepada Allah.
Jika seorang hamba istiqamah beramal untuk mendekatkan diri kepada Allah, maka Allah akan mengangkat derajat hamba itu sehingga Allah berkata kepada Jibril untuk memberitahu kepada makhluk langit bahwa Allah telah redho kepada hamba Allah itu, maka redholah makhluk langit kepada hamba itu.
Di akhir zaman akan banyak orang yang berbicara tentang kebenaran, atau lebih tepatnya mengaku dirinya benar, namun sering menyalahkan orang lain. Sedangkan sangat sedikit orang yang benar-benar fakih dan berilmu (Fuqaha). Orang yang berilmu akan sedikit menyalahkan orang lain, karena ilmunya yang luas. Semoga kita dapat istiqomah belajar dan beramal agar kita mendapat maqam yang tinggi di sisi Allah.
Conto orang yang sedikit ilmu mudah menyalahkan orang lain karena masalah khilafiah, sehingga sibuk dengan perbincangan khilafiah itu. Padahal sebenarnya perkara khilafiah ini sudah selesai dibincangkan oleh para Ulama terdahulu. Kita tinggal memilih Ulama yang kita ikuti. Sehingga perbincangan tentang perbedaan perkara yang khilafiah itu hanya menghabiskan waktu.

Keutamaan ilmu dalam hikmah QS Al Baqarah :31,

Imam As Suyuti berkata, Allah telah berfirman dalam QS Al Baqarah: 31,

وَعَلَّمَ ءَادَمَ ٱلْأَسْمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى ٱلْمَلَٰٓئِكَةِ فَقَالَ أَنۢبِـُٔونِى بِأَسْمَآءِ هَٰٓؤُلَآءِ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!”

Ada 3 hal penting dari ayat di atas:
1. Ayat ini Ini menunjukkan keutamaan ilmu sebagai hal yang paling berharga. Seandainya bukan ilmu yang paling berharga tentu Allah akan memberikan hal lain yang lebih baik dari ilmu.
2. Allah memberitahukan kepada Malaikat agar memuliakan ilmu, sehingga diperintahkan untuk sujud kepada Nabi Adam, karena ilmu yang diberikan.
3. Iblis merasa sombong karena merasa lebih baik dari pada Adam. Ini menunjukkan orang yang sombong tidak akan mendapat ilmu karena kesombongannya.

Ada 2 orang yang tidak akan mendapat ilmu

1. Orang yang malu untuk bertanya kepada orang alim, walaupun dia sebenarnya jahil dan tidak faham.
2. Orang yang sombong, yaitu tidak mau belajar dari orang lain, karena orang lain dianggapnya lebih rendah dari padanya. Dia sudah merasa cukup atau bahkan merasa pintar. Sehingga dia tidak mendapat ilmu dari orang yang dianggapnya rendah itu

Allah suka kepada hamba yang sedikit ilmu tapi mengamalkan ilmu dan benci kepada orang alim yang tidak mengamalkan ilmunya.

Sedangkan Allah dan Rasulullah shallallahu alaihi wassalam, suka dengan orang yang ilmu sedikit, tetapi mengamalkan ilmunya.
Sebaliknya Allah benci kepada orang yang banyak ilmu tetapi tidak mengamalkan dan bahkan sombong dengan ilmunya itu. Inilah yang terjadi pada Iblis, sehingga dia tidak mau mentaati perintah Allah untuk sujud kepada Nabi Adam. Demikian juga Allah benci kepada orang yang takut belajar ilmu karena dia takut wajib mengamalkan apa yang telah diketahuinya. Misalnya jika dia mengetahui suatu perkara itu haram, maka dia wajib untuk meninggalkannya, sedang dia belum bersedia untuk meninggalkannnya.
Semoga Allah jadikan kita orang yang suka menuntut ilmu yang bermanfaat dan selalu berusaha untuk mengamalkannya.


0 Kommentare

Schreibe einen Kommentar

Deine E-Mail-Adresse wird nicht veröffentlicht. Erforderliche Felder sind mit * markiert.

de_DEGerman