1. Pentingnya memahami dan memberi pemahaman tentang Ahlussunnah wal Jamaah dan mengenal Ulama-ulama nya
    – Iman: Ilmunya disebut Ilmu Aqidah mengikuti Imam Abul Hasan Al Asy’ari dan Imam Abu Mansur Al Maturidi
    – Islam: Ilmunya disebut Ilmu Fikih mengikut 4 Imam Mazhab (Hanafi, Maliki, Syafei dan Hambali)
    – Ihsan, Ilmunya disebut Ilmu Tasawuf, ilmu membersihkan hati dalam melaksanakan Iman dan Islam, mengikuti Ulama Tasawuf seperti Imam Ghazali dan Imam Junaid Al Baghdadi.
    Catatan:
    – Ahlussunnah wal Jamaah tidak mengkafirkan orang yang telah mengucapkan 2 kalimat syahadat.
    – KMIB telah memasukkan asas ini ke dalam Vereinsatzung sebagai pegangan yang dipelajari dan diamalkan dalam KMIB e.V.
    – Mayoritas Ulama dan Umat Islam adalah penganut Ahlussunnah wal Jamaah yang asasnya disebut di atas ini.
    Mencari Ulama-Ulama yang sanadnya (guru-gurunya) bersambung hingga Rasulullah shallallahu. Salah satu ciri utamanya adalah berasaskan Ahlussunnah wal Jamaah sebagaimana yang disebut di atas. Mereka secara terbuka dan jujur menjelaskan siapa guru mereka dan Ulama-Ulama yang mereka ikuti.
  2. Mencari mengenal organisasi yang secara jelas memegang asas Ahlussunnah wal Jamaah seperti disebut diatas.
    Karena mereka terbanyak jumlahnya dari zaman dahulu hingga sekarang, maka kitapun dapat lebih banyak bertemu dan mengenal guru serta kawan untuk belajar dan mendapatkan manfaat ilmu dan pengalaman dari mereka di antaranya:
    – Ulama/Habaib: Ulama NU, Ulama lulusan Al Azhar Kairo dll. KMIB sudah pernah mengundang Habaib/Ustad di antaranya : Habib Umar Muthohar, Habib Jindan bin Novel (Jakarta), Habib Novel Alaydrus (Solo), Buya Yahya (Cirebon), Kyai Thobari Asy-Syadzili (Jakarta), Ustad Syarifuddin Arif (PP Assobariyah, Sukabumi) Syeikh Khanova Maulana (Bandung), Habib Muhammad Al Habsyi (Solo), Habib Ali Zainal Abidin Alkaff (Garut), Habib Muhammad bin Anies (Malang), Buya Arrazy Hasyim (Jakarta), Ustad yang didatangkan oleh PPME Amsterdam khusus di bulan Ramadhan.
    Ustadzah: Ustadzah Syarifah Halimah Alaydrus, Ummi Didah dan Teh Azzah (PP Assobariyah Sukabumi), dr. Aisah Dahlan, Ummi Fairuz (istri dari Buya Yahya). – Umat Islam yang terbanyak adalah penganut Ahlussunnah wal Jamaah, KMIB bersilaturahmi dengan mereka di antaranya:
    – Organisasi di Jerman: Diyanet (DITIB), Milli Görüs, Suleymaniyat, Semerkand, Islam Forum, Madrasah Osnabrück. Mayoritas organisasi di bawah Schura Bremen, dimana KMIB e.V. ada di dalamnya.
    – Organisasi orang Indonesia di Eropa : PCI NU Jerman. PCI NU Belanda, PCI NU Belgia, PPME Al Ikhlas Amsterdam, PPME Den Haag. Majelis Keluarga Besar Rasulullah Amsterdam.
  3. Mempelajari dan mendalami ilmu Islam Ahlussunnah wal Jamaah khususnya Ilmu Fardhu ‘Ain, melalui guru-guru yang disebut pada point 1 di atas. KMIB e.V. dalam 2 tahun terakhir ini mengadakan program mengkaji Fardhu Ain itu dari beberapa guru dan Ulama yang sudah dikenal luas, agar lebih memahamkan dan memantapkan Aqidah, Ibadah dan pengamalan Islam Ahlussunah wal Jamaah dan untuk ikut memperjuangkannya.

Bagi yang berminat menjadi anggota, berikut ini formulir pendaftaran anggota (Mitgliedschaftantrag).

Dalam memperjuangkan ilmu dan melaksanakan amalan Ahlussunnah wal Jamaah:

  1. Tidak menyalahkan orang lain yang belum atau tidak faham, tugas kita adalah menyampaikan. Mungkin kita perlu belajar lagi untuk dapat menyampaikannya dengan lebih baik.
  2. Jangan mengharapkan orang lain untuk ikut memperjuangkan, apalagi mengharapkan orang yang belum faham. Kita yang mesti memulai untuk memperjuangkannya, dan senantiasa belajar ilmu yang diperlukan untuk memperjuangkannya.
  3. Jangan merasa selamat karena telah berjuang, karena kita tidak tahu akhir hayat kita bagaimana. Dan jangan pula berprasangka buruk terhadap orang lain yang secara zahir tidak berjuang, atau mungkin sekarang kelihatan sedang tidak taat, karena siapa tahu mereka itulah yang nanti membantu mengingatkan kesalahan kita, atau bahkan mereka sekarang tidak beriman, Allah akan memberi hidayah kepada mereka, dan mereka mendapatkan husnul khatimah di akhit hayatnya.

Wallahu a’lam


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_IDIndonesian