Fasal 4
Wujudnya Nabi yang Indah
Simthudduror ditulis dengan sastra Arab yang tinggi. Keindahan Nabi digambarkan sebagai telur yang terlukis indah, yang kemudian menetas dan pecah di dunia ini dengan keindahannya yang memancar keseluruh dunia.
Telur yang terlukis indah maksudnya adalah sebelum kelahiran Nabi, ciri-ciri dan keindahan Nabi akhir zaman yaitu Rasulullah shallallahu alaihi wassalam sudah diceritakan dalam Kitab suci dan diceritakan oleh Nabi-Nabi terdahulu di antara Bani Israil dan juga di kalangan kaum Tuba’ yang hidup di daerah Yaman yang beragama Nasrani.
Ciri-ciri dan Kemuliaan Nabi sudah dikenal oleh Bani Israil dan kaum Tuba’
Nabi Adam adalah Abul Basyar (ayah dari manusia), sedang Nabi Ibrahim adalah Abul Anbiya, ayah dari para Nabi, karena memang kebanyakan para Rasul dan Nabi adalah keturunan Nabi Ibrahim. Dari Nabi Ishak kemudian Nabi Yaqub sebagai ayah dari Bani Israil, lahir banyak Nabi dan Rasul. Ini yang membuat orang Yahudi yakin bahwa Nabi akhir zaman itu berasal dari mereka. Sedang Nabi Ismail hanya ada satu Nabi yang akan lahir yaitu Nabi Muhammad shallallahu alahi wassalam.
Di antara ciri-ciri itu adalah Nabi itu akan tinggal di Madinah. Sehingga beberapa suku dari Bani Israil hijrah ke Madinah karena berharap bahwa Nabi itu berasal dari keturunan mereka.
Orang Yahudi menguasai ekonomi di Madinah dan hidup bersama dengan orang Arab yang juga keturunan dari Ulama kaum Tuba’. Orang Yahudi merasa lebih baik dari orang Arab, karena para Nabi banyak dari kalangan Bani Israil.
Kisah Raja Tuba’ dan para ulamanya
Dahulu Raja Tuba’ dari Yaman datang ke Mekkah dengan niat untuk menghancurkan Ka’bah. Kemudian Raja itu sakit. Ternyata sakitnya itu dikarenakan niatnya yang akan menghancurkan Ka’bah. Kemudian sang Raja minta diobati oleh orang soleh. Orang soleh itu menasehati mengurungkan niatnya agar sembuh.
Setelah sembuh, Raja Tuba’ menghadiahkan kain Kiswah untuk Ka’bah dan terus melanjutkan perjalanan ke Madinah. Setelah sampai di Madinah, para Ulama kaum Tuba’ yang menemani Raja Tuba’ tidak mau pulang dan ingin tinggal di Madinah, karena juga telah mendapat kabar bahwa Nabi akan tinggal di Madinah. Para Ulama dari kaum Tuba’ itu berharap bahwa keturunannya akan menjadi pengikut Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalam. Kemudian Raja Tuba’ memberikan sebuah rumah di Madinah yang diwariskan kepada keturunannya. Ternyata di rumah itu Abdul Muthalib pernah tinggal, dan Rasulullah shallallahu alaihi wassalam juga pernah tinggal di rumah itu. Itukah rumah Abu Ayub Al Anshori yang menjadi tempat tinggal Nabi ketika baru tiba di Madinah, sebelum Nabi tinggal di rumahnya di sebelah Mesjid Nabawi.
Jadi keturunan para Ulama kaum Tuba’ lah yang kemudian menjadi kaum Anshor, sebagaimana tujuan mereka tinggal di Madinah. Sedang orang Yahudi hijrah ke Madinah karena berharap bahwa Nabi itu berasal dari keturunannya justru pada umumnya menjadi penentang.
Kaum Yahudi mengenal Nabi seperti mengenal anaknya sendiri
Sofiah bin Huyai adalah putri kesayangan Huyai bin Akhtob seorang pendeta Yahudi. Keluarganya selalu memperhatikan dan menyapa Sofiah untuk berusaha membuatnya gembira.
Namun pada suatu hari, keluarganya sama sekali tidak peduli kepada Sofiah, bahkan wajah ayah dan pamannya acuh tidak peduli dan tidak menyapa Sofiah, seakan akan tidak ada.
Ingin tahu apa sebabnya, ternyata kemudian diketahui bahwa hari itu Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalam baru saja datang ke Madinah, setelah Hijrah dari Mekkah. Sofiah mendengar percakapan antara paman dan ayahnya. “Betulkah itu Nabi yang disebutkan ciri-cirinya oleh Nabi-Nabi bani Israil dan Kitab Taurat`?”, “Benar semua ciri-ciri ada padanya, itulah orangnya.”
Ini menjelaskan bahwa para Ulama Bani Israil itu sangat mengenal Nabi seperti anak mereka, sebagaimana firman Allah dalam QS Al Baqarah:146
ٱلَّذِينَ ءَاتَيْنَٰهُمُ ٱلْكِتَٰبَ يَعْرِفُونَهُۥ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَآءَهُمْ ۖ وَإِنَّ فَرِيقًا مِّنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ ٱلْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
“Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah kami beri Al Kitan (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran padahal mereka mengetahui,”
Maka kecewalah ayah dan pamannya itu. Ternyata ini penyebab keluarga Sofiah menjadi acuh dan tidak memperhatikannya lagi. Mereka berharap Nabi berasal dari Bani Israil, tapi ternyata Nabi Muhammad termasuk bangsa Quraisy, keturunan Nabi Ismail.
Orang-orang Yahudi itu tahu bahwa Nabi diutus untuk semua bangsa. Namun karena berusaha meredam dakwah Rasulullah shallallahu alaihi wassalam, mereka mengatakan, bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi untuk kalangan orang Arab. Padahal Nabi diutus untuk seluruh manusia, bahkan seluruh alam ini, termasuk hewan dan tumbuhan.
Keindahan Wujud Nabi Muhammad menurut para Shahabat
Keindahan Nabi Muhammad shallallhu alaihi wassalam akan ditampakkan oleh Allah kepada seluruh alam.
Setiap orang yang bertemu Rasulullah, mengatakan bahwa tidak orang yang seindah Rasulullah shallallahu alaihi wassalam. Ada Shahabat bahkan mengatakan Nabi seperti Matahari.
Ada Shahabat yang mengatakan, wajah Nabi itu meneduhkan, menenangkan hati. Sehingga setiap orang yang melihatnya pasti akan jautuh cinta kepadanya.
Suatu hari ada orang datang ke Madinah ingin menjual Unta. Kemudian Rasulullah datang dan ingin membeli. Berapa harga Unta ini? sekian karung Kurma. namun Rasulullah tidak bawa kurma kemudian berkata. Saya akan beli nanti saya bawa kurma ke sini.
Kemudian semua menyetujui, walaupun tidak satupun dari mereka mengenal Nabi. Ketika Nabi pergi dengan Unta, mereka bingung, dan saling menyalahkan, bagaimana kalau orang itu (Rasulullah) tidak datang lagi untuk membayar?
Kemudian salah satu wanita dari mereka mengatakan, aku tidak melihat wajah orang itu seindah bulan purnama, tidak mungkin orang itu akan menipu.
Tak lama kemudian Rasulullah datang dengan membawa berkarung-karung kurma dan menyuruh mereka menghitung sendiri kurma yang mereka inginkan sesuai dengan harga Unta tersebut. Begitulah akhlak Nabi yang luar biasa.
Wallah a’lam
0 Komentar