Fasal 4

اَمَّا بَعْدُ فَلَمَّا تَعَلَّقَت إِرَادَةُ اللّهِ فِيْ الْعِلْم الْقَدِيمْ 

Amma bakdu, Manakala kehendak Allah dalam ilmu-Nya yang Qadim terikat

بِظُهُوْرِ اَسْرَارِ التَّخْصِيْصِ لِلْبَشَرِ الْكَرِيمْ

dengan kemunculan rahasia-rahasia kekhususan bagi manusia yang mulia

بِالتَّقْدِيْم وَالتَّكْرِيمْ

dengan keutamaan dan penghormatan

نَفَذَتِ الْقُدْرَةُ الْبَاهِرَةْ

Terwujudlah dengan kehendak yang gemilang

بِالنِّعْمَةِ الْوَاسِعَةِ وَالْمِنَّةِ الْغَامِرَةْ

dengan nikmat yang serta anugerah yang melimpah

فَانْفَلَقَتْ بَيْضَةُ التَّصْوِيرْ

lalu terbelahlah telur lukisan

فِي الْعَالَمِ الْمُطْلَقِ الْكَبِيرْ

Di alam mutlak yang besar

عَنْ جَمَالٍ مَشْهُوْدٍ بِالْعَينْ

Menyingkap keindahan yang disaksikan mata

حَاوٍ لِوَصْفِ الْكَمَالِ الْمُطْلَقِ وَالْحُسْنِ التَّامِّ وَالزَّينْ

Yang mencakup sifat kesempurnaan yang mutlak dan kebagusan yang sempurna dan keindahan 

Qudrah dan Iradah Allah menciptakan Nabi Muhammad sebagai makhluk dan Rasul yang paling mulia

Fasal 4 diawail dengan kata “Amma Ba’du”, yang artinya setelah itu. Maksudnya setelah Muqadimah dengan membaca Basmalah, Alhamdulillah dan Sholawat ke atas Nabi Muhammad, kita memulai perbahasan tentang Maulid ini.
Allah mempunyai Sifat Wajib Iradah (Maha Berkehendak). Dalam ilmu Aqidah, dijelaskan bahwa Kehendak Allah ini mempunyai ta’aluq terhadap segala sesuatu perkara yang Jaiz (mungkin). Kehendak Allah ini diwujudkan dengan Sifat Wajib Allah Qudrah (Maha Berkuasa). Kehendak dan Kuasa Allah ini bersifat Qadim (tidak ada permulaan) sebagaimana Dzat Allah.

Allah Berkehendak menciptakan Rasulullah sebagai makhluk dan Nabi yang paling mulia dengan segala keindahannya sejak zaman azali (Qadim). Dengan Sifat Qudrah Allah menciptakan Nabi sebagai makhluk yang pertama yang disebut Nur Muhammad. Disebutkan dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda, bahwa ketika Nabi Adam masih dalam adonan tanah, aku (Nabi Muhammad) sudah menjadi Nabi (dalam bentuk cahaya). Perkara ini adalah mudah saja bagi Allah dengan Sifat Iradah dan QudrahNya.

Pentingnya belajar Aqidah Ahlussunnnah wal Jamaah yang disusun oleh Imam Abul Hasan Al Asy’ari (Sifat 20)

Dalam Fasal 4 ini Habib Ali Al Habsyi berbicara tentang pentingnya belajar Aqidah Ahlussunnnah wal Jamaah yang disusun oleh Imam Abul Hasan Al Asy’ari (Sifat 20) agar kita dapat mengenal Allah dan Rasulullah shallallahu alaihi wassalam dengan sebenarnya agar dapat menjaga aqidah kita dari ajaran yang menyeleweng. Untuk orang awam sekatang cukup kita belajar dari Kitab Aqidatul Awwam (karya Syeikh Ahmad Marzuqi). Kalau kita sudah belajar Aqidah dengan benar, tidak akan terperdaya oleh adanya orang yang mengaku Nabi setelah Rasulullah shallallahu alaihi wassalam.

Peringatan Nabi shallallahu alaihi tentang akan adanya Nabi palsu

Bahkan adanya Nabi palsu ini sudah diperingatkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wassalam. Rasulullah pernah bermimpi mendapatkan kekayaan dunia. Di tangan kiri dan kanan beliau ada masing-masig satu gelang emas. Kemudian Rasulullah meniupnya, dan kedua gelang emas itu hilang. Beliau berkata akan ada 2 orang Nabi palsu di zaman beliau shallallahu alaihi wassalam. Yaitu Musailamah Al Kadzab dan Al Aswad Al Ansi.

Mengapa ada orang yang mempercayai Nabi palsu di waktu Rasulullah shallallahu alaihi wassalam masih ada

Bahkan di zaman Rasulullah shallallahu alaihi wassalam, sudah ada orang yang mengaku Nabi, yaitu Musailamah yang digelari Al Kadzab (Pendusta). Namun ada juga orang yang menjadi pengikutnya, yang jumlahnya cukup banyak, karena terperdaya oleh tipuan dan juga ada yang ikut karena ancaman. Tipuan dilakukan dengan propaganda berita bohong dan menawarkan kenikmatan dunia oleh Musailamah, yang mengaku membagi bumi separuh untuk Rasulullah dan separuh untuknya. Ancaman dilakukan dengan menakut-nakuti akan membunuh orang yang tidak mau mengikutinya oleh Aswad Al Ansi.
Diantara yang terpengaruh adalah seorang shahabat Nabi yang pernah berperang bersama Nabi, yaitu Ar-Rajjal bin Unfuwah yang belajar menghafal Al Quran dari Shahabat besar yaitu Sayidina Ubay bin Ka’ab radhiallahu anhu Imam sholat Terawih di zaman Sayidina Umar. Dia terperdaya oleh harta yang ditawarkan oleh Musailamah sehingga ikut berdakwah untuk pihak Musailamah Al Kadzab.
Nabi pernah bersabda di hadapan para shahabat yang diantaranya ada Abu Hurairah dan Ar-Rajjal bin Unfuwah, di antara kalian semua nanti ada seseorang yang gigi gerahamnya sebesar gunung Uhud berada di dalam neraka. Maka semua shahabat yang mendengar sangat ketakutan, karena mengira dialah yang dimaksud.
Masa terus berlalu, satu-satu shahabat yang bersama waktu itu mati syahid, sehingga tinggal Abu Hurairah dan Ar-Rajjal bin Unfuwah.
Abu Hurairah sangatlah ketakutan, karena tahu bahwa Ar-Rajjal bin Unfawah adalh seorang yang hafal Al Quran.
Ketika Khalifah Abu Bakar Shiddiq memerangi Musailamah, diutuslah Ar-Rajjal untuk bertemu Musailamah. Musailamah membujuknya dengan harta, Ar-Rajjal terperdaya dan berbalik justru berada dipihak Musailamah.
Mengetahui hal itu, Abu Hurairah menjadi tenang karena yang dimaksud Rasulullah shallallahu alaihi wassalam bukanlah dirinya.
Begitulah contoh betapa pentingnya memahami Aqidah dalam beragama, karena orang yang memahaminya dengan benar tidak akan terpengaruh dengan tipuan dan takut dengan ancaman yang menggoyahkan agama kita. Di zaman kita ini masih ada orang yang mengakui Nabi. Semoga Allah menjaga diri kita dari pemahaman agama yang keliru.

Dzat dan akhlak Rasulullah adalah sangat mulia dan memuliakan makhluk lain yang berhubungan dengannya.

Dalam sebuah Hadits Qudsi, Allah berfirman: kalau bukan karena engkau (wahai Muhammad), Aku tidak akan ciptakan alam ini.
Nabi dan makhluk yang pertama diciptakan adalah ruh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalam yang disebut Nur Muhammad.
Nabi bersabda dalam satu Hadits: aku sudah menjadi Nabi, (berupa ruh) sedang Nabi Adam masih berbentuk adonan tanah. Beliau Nabi diciptakan yang pertama namun yang diutus terakhir.

Maka seluruh ciptaan Allah ini bermuara kepada Rasulullah. Maka kejadian dan keistimewaan yang ada pada alam ini adalah untuk memuliakan Rasulullah shallallahu alaihi wassalam. Maka menceritakan Rasulullah shallallahu alaihi wassalam, adalah menceritakan keseluruhan yang berkaitan dengan Nabi.

Keistimewaan Rasulullah tidak hanya pada akhlak beliau tetapi juga pada dzatnya, sehingga orang memuliakan beliau shallallahu alaihi wassalam, akan dimuliakan oleh Allah.

Bahkan Abu Lahab paman Nabi yang sampai meninggalnya masih kafir, tidak mempercayai Nabi Muhammad sebagai Nabi, Allah masih memberikan balasan atas kebaikannya kepada Nabi Muhamad. Abu Lahab gembira ketika Nabi dilahirkan, dengan membebaskan budak perempuan yang memberitahukanya. Namun kegembiraan ini bukan disebabkan karena beliau Nabi, melainkan karena bayi yang dilahirkan adalah laki-laki. Dalam mimpi Sayidina Abbas radhiyallah anhu, diceritakan bahwa kelak di neraka Abu Lahab diberi minum susu dari jarinya setiap hari Senin, hari kelahiran Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalam.

Pujian terhadap Nabi adalah istimewa

Habib Umar bin Hafiz mengatakan berdakwah adalah mengenalkan manusia kepada Allah dan syariatNya yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu alaihi wassalam, tapi juga jangan lupa mengenalkan pembawa syariat itu yaitu Rasulullah shallallahu alaih wassalam.

Kemuliaan Nabi adalah sangat istimewa, sehingga semua pujian yang dibuat untuk Nabi adalah istimewa, seperti dalam bacaan Maulid dan Burdah. Orang yang memuji dan membaca sholawat kepada Nabi akan mendapat manfaatnya.
Jangan kita mengikuti orang yang beranggapan bahwa Nabi itu datang seperti tukang pos membawa surat kepada kita. Anggapan ini membuat orang tidak memuliakan Nabi sebagaimana mestinya, bahkan cenderung menganggap Nabi adalah orang biasa, atau kemuliaannya adalah biasa sebagaimana kemuliaan manusia lain.
Kemuliaan Rasulullah shallallahu alaihi wassalam bukanlah seperti kemuliaan manusia biasa. Kemuliaan Rasulullah adalah sangat istimewa. Beliau yang menyampaikan hidayah dan memberi panduan untuk hidup kita agar kita tidak tersesat. Maka selama kita mengikuti panduan Rasulullah shallallahu alaihi wassalam, kita tidak akan bingung mengarungi kehidupan di dunia ini.
Pujian kepada Rasulullah adalah istimewa, orang yang memuliakan dan memujinya juga tidak sama dengan memuliakan dan memuji manusia lain.
Orang yang memuliakan dan memuji Rasulullah shallallahu alahi wassalam, akan dimuliakan oleh Allah. Maka hendaknya kita menjadi tim sukses yang ikut memperkenalkan Rasulullah shallallahu alaihi wassalam kepada manusia.

Wallahu a’lam


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_IDIndonesian