Pembacaan dan Kajian Maulid Simthuddurror – Agutus 2021
Kajian Maulid Simthuddurror – Agustus 2021

Lanjutan Fasal 3

Rasulullah adalah Pembawa Kabar Gembira dan Ancaman

Setelah kita membahas 4 Sifat Wajib bagi Rasul, Habib Ali membahas Sifat Rasul sebagai hamba Allah yang diutus kepada alam ini sebagai pembawa kabar gembira (Basyiran) dan ancaman (Nadziran). Kita semua juga mengaku hamba Allah. Namun Nabi Muhammad adalah hamba Allah yang istimewa karena juga diakui oleh Allah sebagai hambaNya yang diutus untuk alam semesta.
Menurut Imam Fakhruddin Ar-Razi, Basyiran dna Nadziran adalah termasuk Sifat Nabi. Menurut Syeikh Mutawali Sya’rawi. Basyiran adalah pembawa berita gembira, yaitu peristiwa yang menggembirakan yang belum terjadi yang akan didapat di akhirat, demikian juga Nadziran adalah pembawa berita ancaman, yaitu peristiwa yang menakutkan yang belum terjadi, yang akan terjadi di akhirat kelak.
Berita gembira dan ancaman ini adalah berita untuk semua orang agar mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depan yang akan terjadi. Agar kita mencari sebab dengan ketaatan untuk mendapatkan kegembiraan, dan berusaha mencari sebab dengan menjauhi larangan agar terhindar dari ancaman yang dijanjikan tersebut.

Rasul menyampaikan berita gembira dan ancaman kepada pembesar Quraish

Dikisahkan dalam sirah Nabawi, bahwa Rasulullah pernah mendapat kesempatan berbicara dengan para pembesar Quraisy Mekkah secara terbuka. Dalam pertemuan itu adal lebih kurang 25 pembesar Quraisy. Ketika itu ada orang biasa yang tidak dapat melihat secara zahir – ungkapan untuk menyatakan buta sebagai adab kita kepada shahabar Nabi – yang ada dalam majelis itu yaitu Abdullah bin Ummi Maktum. Namun Rasulullah mendahulukan berbicara dengan pembesar Quraisy sehingga turunlah Surat ‘Abasa.

Kaum kafir Quraish menawarkan dunia kepada Rasulullah, dengan syarat Rasul berhenti berdakwah

Mereka menawarkan Rasulullah dengan harta, kekuasaan, bahkan ditawarkan untuk raja di kota Mekkah, sehingga tidak ada satu keputusan yang dibuat kecuali setelah Rasulullah diminta pendapatnya. Namun dengan syarat Rasulullah tidak boleh meneruskan dakwahnya.
Rasulullah menolak tawaran tersebut. Ini menunjukkan bahwa Nabi adalah benar Rasulullah. Logikanya, jika Rasulullah menerima tawaran itu dan mendapat kuasa tentu dakwah akan menjadi lebih mudah. Namun Rasulullah menolak dan memilih jalan berdakwah sebagaimana yang diperintah oleh Allah.
Syeikh Ramadhan Al Buthy menjelaskan Rasulullah shallallahu alaih wassalam menolak semua tawaran itu untuk membedakan beliau sebagai Rasul dari orang biasa yang berjuang untuk mendapatkan harta dan kuasa.
Dalam Qasidah Burdah disebutkan:

Alam ini tidak akan dicipta oleh Allah kalau bukan karena Nabi Muhammad. Allah mengutus Rasul sebagai rahmat untuk seluruh alam.

Nabi menolak tawaran dunia dari kaum Quraish dan tantangan untuk menunjukkan Mu’jizat

Kemudian kaum kafir Quraish menantang Nabi, agar ditunjukkan Mu’jizat. Namun Nabi tidak mempedulikannya, karena mereka meminta itu semua bukan untuk beriman kepada Nabi, melainkan untuk menentang. Kalau mereka diberikan satu Mu’jizat, mereka tidak akan beriman dan akan meminta Mu’jizat yang lain, dan seterusnya sehingga menghabiskan waktu dan tenaga melayani mereka.
Allah sudah menurunkan Mu’jizat dengan diutusnya Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalam, seorang yang bersifat Siddiq dan Amanah. Bahkan sudah dikenal oleh seluruh orang Quraish Mekkah, sehingga sangat percaya bahwa Nabi tak pernah berbohong dan adalah orang yang sangat dipercaya, sehingga mendapat gelar Al Amin.
Abu Jahal sendiri berkata, bahka dia percaya bahwa Nabi tidak pernah bohong dan percaya kepada Nabi. Dia berkata: “Aku bukan tidak percaya kepada engkau, Ya Muhammad, tapi aka tidak percaya dengan risalah yang engkau bawa”.

Ada seorang kafir Quraish bernama Ubay yang ingin membunuh Nabi. Ketika perang Uhud, dia sangat bernafsu untuk membunuh Nabi, kemudian Nabi melembar tombak yang hanya menggores sedikit bagian lehernya. Namun Ubay merasa ketakutan, bahwa Nabi telah membunuhnya. Ubaya berkata kepada kaumnya bahwa Nabi telah membunuhnya, padahal hanya tergores sedikit, karena begitu takut dengan kata-kata Nabi.
Demikian juga Umayah musuh Nabi yang sangat ingin membunuh Nabi. Dia pernah mendengar bahwa Nabi pernah berkata bahwa dia akan mati dalam peperangan. Sehingga Umayah takut pergi berperang. Namun karena disemangati oleh Abu Jahal, akhirnya dia berangkat perang dengan kendaraan terbaik dan berada di posisi belakang agar dapat lari dari peperangan. Namun akhirnya Umayyah terbunuh dalam peperangan Badar.

Dalam berdakwah kepada orang awam hendaknya lebih menceritakan berita gembira

Dalam berdakwah Nabi mengajarkan kepada Shahabatnya agar banyak memberi kegembiraan, agar orang merasakan kemudahan dalam beragama Islam, terutama kepada orang-orang awam. Kepada orang yang baru kenal Islam atau baru masuk Islam, agar lebih banyak diceritakan kabar gembira dan kemudahan dalam agama Islam.
Jangan menceritakan perkara yang menakutkan kepada orang awam. Karena akan menjauhkan mereka dari dakwah Islam. Dalam berdakwah ada tahapan-tahapan yang mesti kita perhatikan.
Kepada anak-anak kita mesti pula banyak memberi berita gembira dan jangan diberi kabar ancaman, karena anak-anak tidak akan mendapat siksa, selama belum mencapai mukallaf.
Demikian juga kepada orang yang baru masuk Islam, hendaknya lebih diberi berita gembira, agar mereka tidak takut dan tertekan karena agama Islam.

Wallahu a’lam




0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_IDIndonesian