Isra’ Mi’raj

Kita sedang berada di bulan Rajab, satu dari 4 bulan haram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharam dan Rajab) yang dimuliakan Allah. Selain besarnya pahala dan ibadah yang dilakukan di bulan Rajab ini, di bulan ini juga ada kejadian besar yaitu Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalam. Tema ini ada dalam setiap bacaan Maulid termasuk juga Burdah yang dikhususkan dalam satu fasal. Dalam Maulid Simthuddurror tema Isra’ Mi’raj yang tertulis pada Fasal 12. Kita akan bahas sebagiannya dalam kajian kali ini.

Fasal 12

Terjemah

Dan di antara kehormatan yang dikhususkan bagi Rasul termulia ini
Mi’rajnya ke hadirat Allah Maha Penyayang, Yang kebaikan-Nya selalu melimpah, Yang karunia-Nya selalu tercurah.
Serta adanya bukti-bukti kuasa-Nya yang gemilang. Yang dialami pada peristiwa itu. Dan kemuliaan bagi langit-langit serta penghuninya
Dengan terbitnya nur pelita” itu bagi mereka. Maka Rasulullah SAW mengarungi angkasa. Bersama Jibril Al-Amin. Menuju hadirat Allah Al-Malikul Jalil. Diiringi segala kemuliaan dan penghormatan

Tiada penghuni yang dimasukinya, kecuali segera menyongsong kedatangannya. Dengan penghormatan dan berbagai ucapan
selamat datang. Setiap rasul yang dilewati, menyampaikan kabar gembira yang diketahuinya. Tentang tinggi kedudukannya di sisi Tuhannya
Sampai ia melampaui ke tujuh lapis langit, Dan mencapai hadirat mutlak tiada berbatas. Di sana ia diliputi belaian karunia lembut. Penuh keakraban
Datang dari hadirat llahi.
Menyambutnya dengan ragam ucapan selamat. Memuliakannya dengan berbagai anugerah besar. Melimpahkan padanya seindah-indah pemberian
Dan memanggilnya dengan semulia-mulia salam. Setelah ia sendiri menunjukkan puji-pujian ke hadirat llahi, “At-tahiyyatuI mubarakatus shalawatut thayyibat. “

Aduhai, betapa lembut belaian karunia yang diterimanya itu. Betapa indah pertemuan yang agung itu. Dalam hadirat serba gemilang
Saat dzat (Rasul) memberi kesaksiannya. Bagi keagungan Dzat (Allah) Tuhannya. Seraya merangkum rahmah llahiyyah penuh kasih sayang
serta anugerah-Nya yang melimpah ruah, dalam suasana khusyu’ dan penyerahan diri kepada-Nya. Itulah tingkatan yang memaksa setiap idaman
jatuh berderai memendam sesal dan putus asa demi melihatnya amat tinggi. Tinggi sekali dari segala jangkauan

Banyak sekali pengalaman halus melekat pada jiwa Rasul. Yang diperolehnya dalam perjumpaan ketika itu. Serta ilmu dan pengetahuan yang dicapainya. Tatkala… Allah mewahyukan kepada hamba-Nya
Apa yang diwahyukan-Nya. Dan tiada hati Rasul mendustakannya….

Itu semata-mata karunia hadirat Maha Pengasih, Dikhususkan bagi insan ini seorang, Simpati penuh kasih sayang ditujukan kepadanya
Tiada mungkin jin dan manusia mana pun merangkumnya

Itulah pemberian teramat istimewa. Pena siapa pun tak’kan berani mencoba. Menguraikan tentang hakikatnya. Lidah pun tak’kan mampu mengungkapkan. Makna halus yang tersembunyi padanya

Hadirat Allah yang maha-luas mengkhususkannya. Hanya bagi pandangan Nabi yang menatap dengan saksama. Dan telinganya yang mendengar dengan cermat

Maka tiada keinginan seseorang patut mengidamkan. Tersingkap baginya rahasianya yang tersembunyi. Atau meliput cahaya nurnya dengan sempurna. Karena itu adalah hadirat terlalu agung. Untuk bisa dilihat para Pengamat. Dan tingkatan tiada mungkin tercapai. Kecuali bagi penghulu para rasul.

Maka sungguh berbahagia hadirat Sayidina Muhammad. Menerima anugerah agung berlimpah. Berdatangan dari hadirat Allah Yang Maha Esa. Aduhai, betapa beruntungnya ia. Mencapai kedudukan setinggi ini…

Isra Mi’raj adalah salah satu khususiyah Rasulullah shallallahu alaihi wassalam

Rasulullah mempunyai sangat banyak keistimewaan besar dari Allah, seperti yang sudah disampaikan di kajian yang lalu. Seperti umat Nabi boleh sholat di atas tanah di manapun di muka bumi ini, bahkan bersuci juga boleh dengan menggunakan tanah (tayamum). Umatnya dapat dikenali dari cahaya dari bekas wudhu pada anggota badannya ketika masih di dunia. Mi’raj adalah salah satu khususiyah yang sangat besar yaitu perjalanan beliau bertemu dengan Allah subhanallah wa ta’ala.
Istimewa karena perjalanan yang jauh dan dalam waktu yang amat singkat di sebagian malam. Bahkan dikatakan ketika Rasulullah kembali ke tempat tidurnya, bantalnya masih hangat, untuk menunjukkan singkatnya waktu yang dilalui. Perjalanan Isra Mi’raj ini menunjukkan Kekuasaan dan Kebesaran Allah.

Perjalanan Isra’

Dalam perjalanan Isra’ dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, Rasulullah berangkat dari rumah Ummu Hani. Kemudian atap rumah itu terbuka. Malaikat Jibril datang menjemput. Rasulullah dibersihkan hatinya, kemudian Rasulullah dibawa dengan berkendaraan Buraq bersama Malaikat Jibril.
Beliau diperintahkan untuk berhenti mampir ke beberapa tempat untuk sholat 2 Rakaat, yaitu Taybah (Madinah, tempat Nabi akan Hijrah), Bukit Thursina (tempat Nabi Musa bertemu Allah), Baitul Lahm (tempat lahir Nabi Isa). Kemudian ke Baitul Maqdis, dan bertemu dengan seluruh Nabi dan Rasul di sana. Mereka sholat berjamaah, dengan Rasulullah shallallahu alaihi wassalam sebagai Imam sholat bagi seluruh Nabi dan Rasul. Setelah itu beliau diperjalankan ke langit.

Hikmah mampir ke beberapa tempat sebelum sampai di Masjidil Aqsha

Rasulullah diperintah oleh Allah untuk mampir ke beberapa tempat dan sholat 2 rakaat di sana. Apa hikmahnya?

Anjuran mengunjungi tempat yang barokah

Tempat yang dikunjungi adalah tempat yang barokah. Ini menjadi pengajaran untuk umatnya agar berkunjung ke tempat barokah, yaitu tempat dimana orang soleh pernah berada di sana. Termasuk tempat para wali. Agar kita mengenal jejak orang soleh
Keberkatan Baitul Maqdis, secara duniawi disebutkan bahwa di sana tempat yang subur yang mudah ditanami sayur dan buah-buahan. Secara bathiniah adalah disana tempat yang telah dikunjungi seluruh Nabi dan Rasul kecuali Nabi Muhammad sebelum peristiwa Isra itu. Disana juga ada Baitul Maqdis, pusat ibadah pada Nabi dan Rasul, yang hingga sekarang menjadi salah satu tempat suci Umat Islam.

Tempat barokah yang dikunjungi Nabi menjadi lebih barokah

Namun perlu digarisbawahi disini bahwa kedatangan Rasulullah ke tempat barokah, justru menambah lagi barokah tempat itu. Karena Rasulullah adalah makhluk yang paling mulia dan paling barokah.

Mengapa Nabi perlu ke langit sebelum menemui Allah?

Perlu dijelaskan bahwa sebelum Nabi bertemu Allah, Nabi dibawa dahulu melalui langit, dari langit pertama sampai langit ke 7. Ini bukan berarti bahwa Allah berada di langit. Karena Allah bukanlah makhluk atau benda yang memerlukan tempat bahkan Allah tidak terikat dengan waktu. Kita mengimani bahwa Nabi bertemu Allah namun bagaimana cara pertemuannya kita serahkan kapada Allah, hanya Allah dan Nabi yang mengetahui. Sebagaimana Nabi mengunjungi tempat antara Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha, langit dikunjungi Nabi agar langit juga mendapatkan barokah yang ada pada diri Rasul shallallahu alaihi wassalam. Karena langit dan penduduknya cemburu kepada Nabi, sebagai makhluk yang paling mulia dari sekalian makhluk, berada dan berjuang di bumi, tempat manusia melakukan dosa. Allah telah mengabulkan keinginan langit dan penduduknya untuk juga didatangi Nabi Muhammad dengan adanya peristiwa Mi’raj.

Hikmah mengapa ke Baitul Maqdis sebelum ke langit?

Hikmah tentang keberkatan tempat dan bertambahnya barokah tempat yang dilalui Rasulullah sudah disebutkan di atas. Hikmah yang penting juga adalah, Masjidil Aqsha adalah tempat yang dikenal di Mekkah, dan ada orang Mekkah yang pernah ke sana, sehingga Rasulullah dapat membuktikan bahwa beliau benar-benar ke Masjidil Aqsha dengan menceritakan ciri-ciri Masjidil Aqsha dengan benar ketika ditanya oleh kaum kafir Quraisy.
Hikmah yang lain adalah dari Masjidil Aqsha perjalanan dapat dilanjutkan dengan perjalanan naik lurus ke atas untuk mencapai langit pertama hingga langit ke-7.

Isra Mi’raj adalah hiburan untuk Nabi setelah kehilangan 2 orang yang dicintai yang selalu membela perjuangan beliau

Sebelum peristiwa Isra’ Mi’raj ada peristiwa yang sangat membuat sedih Nabi di waktu yang berdekatan di tahun itu, yaitu wafatnya Siti Khadijah dan Abu Thalib. Siti Khadijah istri Nabi selalu membela dan menghibur Nabi ketika Nabi disepelekan oleh kaum kafir Quraisy. Sedang Abu Thalib adalah paman Nabi yang selalu melindungi dan membela Nabi yang amat disegani di Mekkah. Sehingga kaum kafir Quraisy tidak berani dan segan untuk menyakiti Nabi.
Setelah mereka wafat, maka tidak ada lagi yang membela dan menghibur Nabi dan melindungi Nabi, maka ini sangat menbuat sedih Nabi.
Nabi kemudian pergi berdakwah ke Thoif bersama Sayidina Zaid bin Haritsah. Di sana beliau diusir dan dilempari batu hingga berdarah ketika baru memasuki kota Thoif. Inilah hari yang amat berat bagi Nabi.
Di sana Nabi mengadukan kelemahannya dihadapan manusia kepada Allah, namun Rasulullah berkata bahwa beliau redho dengan semua itu, asalkan Allah tidak marah kepada Rasulullah shallallahu alaihi wassalam

Hikmah cerita Nabi tentang perjalanannya kepada umatnya

  1. Nabi menceritakan ciri-ciri fisik para Nabi kepada Shahabat, hikmahnya adalah Nabi ingin mendekatkan umatnya untuk lebih mengenal dan mencintai Nabi dan Rasul sebelum beliau. Ini juga satu isyarat agar para Shahabat menceritakan fisik Nabi kepada umat Islam lain yang bukan Shahabat karena tidak pernah bertemu Nabi. Oleh sebab itu ada hadits-hadits Nabi tentang ciri-ciri fisik Nabi.
  2. Nabi menceritakan Syurga dan Neraka agar kita bertambah ingin mencapai syurga dan mempersiapkan diri di dunia ini untuk mendapatnya. Misalnya di syurga ada tanaman yang dapat kita tanam untuk kita dengan berdzikir Subhanallahi, Alhamdulillah, Laa ilaaha illallah, Allahuk Akbar. Maka dengan kita berdzikir ini, adalah sama dengan kita menanam tumbuhan yang akan kita nikmati di syurga.
  3. Dalam perjalanan itu Nabi pernah ditawarkan 2 minuman yang susu dan arak (waktu itu syariat belum mengharamkan arak). Kemudian Nabi memilih susu. Susu adalah simbol dari Ilmu. Sebagaimana pernah Nabi bermimpi minum susu dari satu wadah, sehingga keluar susu dari jari jari beliau. Kemudian sisa susu dalam wadah itu diberikan kepada Sayidina Umar. Kemudian Sayidina Umar bertanya, apa ini artinya? Nabi menjawab susu maksudnya adalah ilmu. Susu sangat banyak manfaatnya sebagaimana juga ilmu.
    Ilmu inilah warisan Nabi untuk Umatnya. Jadi ini menunjukkan agar kita selalu menuntut ilmu. Dan agama hanya dapat dibangun dengan ilmu. Dengan ilmu, iman akan bertambah. Bahkan menuntut ilmu adalah jenis ibadah yang amat besar pahalanya. (Lihat juga kajian Al Manhaju Sawi)
  4. Hikmah Nabi diperintahkan sholat 2 rakaat di tempat berkah itu, adalah isyarat kepada umatnya jika kita mendatangi tempat berkah agar memperbanyak ibadah dan doa di tempat itu. Dapat melakukan sholat sunnat Dhuha, membaca Al Quran dan ibadah lain serta berdoa

Apa oleh-oleh Nabi dari perjalanan Isra dan Mi’raj

  1. Jaminan untuk umat Nabi yang wafat dalam keadaan beriman, akan masuk syurga. Walaupun seandainya masuk neraka, namun akhirnya akan dimasukkan syurga.
  2. Mendapatkan perintah sholat fardhu 5 waktu. Pada mulanya mendapat perintah 50 waktu sholat. Namun setelah Nabi beberapa kali menemui Nabi Musa dan kembali kepada Allah, waktu sholat dikurangi sedikit demi sedikit hingga tinggal 5 waktu. Hikmah dari pertemuan yang berkali-kali dengan Nabi Musa adalah, karena Nabi Musa ketika di dunia ingin sekali melihat Allah, namun tidak tercapai. Sebagai gantinya, keinginan Nabi Musa alaihi salam ini terpenuhi dengan bertemu dengan Rasulullah shallallahu alaihi wassalam yang telah bertemu melihat Allah bahkan secara berulang-ulang.

    Wallahu a’lam

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_IDIndonesian