III. Sifat Ma’ani dan IV. Sifat Ma’anawiyah

Sifat Ma’ani adalah Sifat pada Dzat Allah yang dapat kita fahami maknanya dengan akal kita tanpa kita mengaitkannya dengan tubuh/jism dan tanpa membayangkan bentuk (lihat Sifat Allah yang 20 bagian 2).

9. Sifat Ma’ani : Ilmu (Maha Mengetahui), 16. Sifat Ma’anawiyah: Kaunuhu Aliman (Dzat Yang selalu berkeadaan Maha Mengetahui)

QS Al-Hasyr:22

Surat Al-Hasyr Ayat 22
Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

QS Al Hajj: 70

Surat Al Hajj ayat 70
Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah.

Firman Allah dalam QS Al Mulk:13

Surat Al-Mulk Ayat 13

Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.

Uraian Sifat Maha Mengetahui Allah dengan Sifat Salbiyah.

Sifat mengetahui ada juga pada manusia, tetapi sifat Maha Mengetahui Allah jauh berbeda dari sifat mengetahui manusia. Ilmu manusia diciptakan sebagaimana makhluk yang diciptakan. Ada ilmu yang sudah ada ketika manusia baru dilahirkan tanpa melalui belajar, yaitu menyusui dari ibunya. Setelah itu manusia belajar dari melihat dan mendengar serta meniru mengamati dan mengalami lingkungannya, sehingga mendapatkan ilmu dari pengalamannya itu. Setelah sekian lama menambah ilmu, ada ilmu lama yang dilupakannya, kemudian ada ilmu yang telah dilupakan diingat kembali dan seterusnya. Sifat mengetahui manusia adalah bertambah dan berkurang.

Sifat Maha Mengetahui Allah tidak didahului dengan tidak atau kurang mengetahui. Sifat Maha Mengetahui Allah sudah Sempurna, tidak pernah bertambah dan tidak pernah berkurang, tidak pernah lupa, tidak berasal dari hasil belajar. Sifat Mengetahui Allah tidak terhalang oleh waktu dan tidak pula oleh ruang. Walaupun Allah Maha Melihat dan Maha Mendengar, Allah Mengetahui sesuatu tanpa perlu Melihat dan Mendengar sesuatu itu.

Allah Maha Mengetahui segala perkara hukum akal (lihat Pengantar Ilmu Mantiq )
– Semua perkara yang Wajib, yaitu misalnya tentang Dzat dan SifatNya.
– Semua perkara yang Jaiz, yaitu misalnya tentang makhluk baik makhluk yang diciptakan maupun makhluk yang tidak diciptakan.
– Semua perkara yang Mustahil, yaitu misalnya tentang mustahil ada tuhan selainNya.

Berbeda dengan Sifat Iradah (Maha Berkehendak) Allah, Sifat Maha Mengetahui Allah tidak mempengaruhi apa yang akan ada dan apa-apa yang akan terjadi. Allah Maha Mengetahui apa yang dikehendakiNya dan yang tidak dikehendakiNya. Allah Maha Mengetahui DiriNya dan seluruh alam ini dari makhluk yang paling besar hingga makhluk yang paling kecil. Allah Maha Mengetahui makhluk yang paling zahir sampai makhluk yang paling tersembunyi.

Allah mengetahui alam syahadah (makhluk di alam nyata) dan alam ghaib (makhluk ghaib). Allah Maha Mengetahui sebelum makhluk ini ada atau diciptakan, ketika alam ini ada dan dalam PemeliharaanNya dan setelah alam ini ditiadakan. Demikian juga Allah sudah mengetahui alam yang nantinya Allah jadikan kekal selama-lamanya seperti Syurga dan Neraka serta penghuninya. Allah Mengetahui setiap kejadian ketika kejadian itu belum berlaku, ketika sedang terjadi, dan setelah kejadian itu telah berlalu. Sifat Maha Mengetahui Allah tidak diciptakan, berbeda dari sifat mengetahui makhlukNya yang diciptakan. Sifat Mengetahui Allah adalah Esa, tidak ada selain Allah yang memiliki Sifat Ilmu seperti Sifat Ilmu Allah.

Subhanallah Alhamdulillah Allahu Akbar Maha HebatNya Ilmu Allah dan Maha Besar Allah yang selalu dalam keadaan Maha Mengetahui.

10. Sifat Ma’ani: Hayat (Maha Hidup). 17. Sifat Ma’anawiyyah: Kaunuhu Hayyan (Dzat yang selalu Berkeadaan Maha Hidup).

Firman Allah dalam QS Al Baqarah 255

Ayat Kursi

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Sifat Hidup Allah adalah sifat yang menjadi asas dan menunjukan aktivnya Dzat Allah.

Keterangan Sifat Salbiyah pada Sifat Hidup Allah.

Hidupnya makhluk ada awal dan ada akhirnya. Hidupnya makhluk ada umurnya. Umur hidup makhluk bertambah dengan berjalannya waktu dan berhenti sebagaimana yang Allah Kehendaki. Hidupnya makhluk tergantung dari yang lain. Hidupnya seluruh makhluk tergantung kepada Allah Dzat yang Maha Hidup. Hidupnya makhluk terdiri dari dzat-dzat hidup, Manusia yang hidup terdiri dari ruh dan jasad. Jasadpun terdiri dari organ-organ tubuh yang hidup. Sifat hidupnya makhluk berubah-ubah, melemah, menguat, kadang mengantuk dan kadang tidur.

Sifat Hidup Allah adalah Maha Sempurna, tidak didahului oleh mati dan tidak ada kesudahannya, Sifat Hidup Allah tidak terikat dan berubah oleh waktu. Sifat Hidup Allah tidak serupa dengan hidupnya makhluk. Sifat Hidup Allah tidak bergantung pada makhluk. Sifat Hidup Allah adalah Esa.

Sifat Hidup Allah selalu aktiv. Maha Besar Allah selalu berkeadaan Hidup yang aktiv, tidak pernah lelah, tidak pernah tidur bahkan tidak pernah mengantuk, tidak pernah berkurang kesiapanNya sedikitpun.

(disarikan dari Kitab Kharidatul Bahiyah susunan Imam Ahmad Ad Dardir)

Wallahu a’lam


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_IDIndonesian