Memperingati Hari Maulid Nabi

Rasulullah shallallahu alaihi wassalam dilahirkan pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awwal. Maka mari menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad dengan kita perbanyak amalan dan syiar agar Nabi Muhammad makin dikenal dan kemuliaannya dibicarakan orang, karena ini adalah bagian dari dakwah Islam. Bisa dengan menambah sholawat, dengan menceritakan sirrah Nabi Muhammad, dengan bersedekah, membuat bazaar, atau menambah postingan di medsos tentang Rasulullah. Semua untuk mensyukuri kelahiran manusia yang paling indah, paling sempurna, paling mulia, paling berkasih sayang, yang paling Allah cintai.

Apapun menjadi mulia karena tersambung dengan Nabi Muhammad

Mengapa Rasulullah dilahirkan hari Senin dan tidak dilahirkan pada hari raya Umat Islam yaitu hari Jum’at atau hari Sabtu atau hari Minggu, hari rayanya Umat terdahulu? Sedang hari Senin adalah hari yang tidak punya nilai sejarah sebelumnya.
Dan bulan Rabiul Awwal, bukan dilahirkan pada bulan yang dimuliakan seperti Ramadhan, bulan yang disebut dalam Al Quran dan pertama diturunkannya Al Quran, atau bulan Rajab dan Dzulhijjah yang sudah dimuliakan bahkan sejak zaman Jahiliyah. Bulan Rajab orang dilarang berperang dan bulan Dzulhijjah adalah bulan Haji. Sedang Bulan Rabiul Awwal adalah bulan yang tidak ada nilai sejarah sama sekali sebelum Rasulullah dilahirkan.
Hikmahnya adalah karena Rasulullah shallallahu alaihi wassalam itu mulia karena dzatnya bukan karena hari atau bulan beliau dilahirkan. Sehingga hari Senin dan bulan Rabiul Awwal menjadi mulia karena Rasulullah dilahirkan di hari dan bulan itu
Oleh sebab itu pula, jika kita perbanyak membaca sholawat ke atas Nabi Muhammad, bukan Nabi Muhammad menjadi bertambah mulia karena kita, melainkan lisan kita, diri kita dan seluruh tubuh kita menjadi mulia karena kita bersholawat ke atas Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalam.
Dahulu ada seorang penyair yang terkenal telah membuat syair tentang Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalam. Beliau berkata, sesungguhnya aku bukan memuji Nabi Muhammad, melainkan aku menjadikan Qasidahku terpuji karena di dalamnya ada Nabi Muhammad. Maka apapun menjadi terpuji karena tersambung dengan yang paling terpuji yaitu Nabi Muhammad. Oleh sebab itu marilah kita berazam dalam momentum bulan Maulid Nabi untuk selalu siap berkhidmat untuk Nabi Muhammad untuk membantu meneruskan dakwah Nabi agar kita menjadi mulia karena terhubung dengan Nabi Muhammad.

Peristiwa kelahiran Nabi Muhammad shallallah alaihi wassalam

Nabi Muhammad adalah makhluk Allah yang paling mulia dan istimewa. Beliau adalah makhlul Allah yang pertama diciptakan, yang disebut dengan Nur (cahaya) Muhammad. Nur Muhammad ini diturunkan melalui sulbi Nabi Adam, kemudian ke rahim Siti Hawa, kemudian sulbi, kemudian ke rahim dan seterusnya sampai kepada sulbi Abdullah. Kemudian ke rahim Siti Aminah, dan kemudian beliau dilahirkan.
Beberapa perkara ajaib terjadi ketika ketika Nabi dilahirkan, diantaranya:
Ada sebuah danau yang diagungkan, karena tidak pernah surut, danau itu menjadi surut. Ada api yang menjadi sembahan orang di Persia yang tidak pernah padam, menjadi padam. Berhala-berhala sesembahan berjatuhan. Siti Aminah dapat melihat istana Romawi yang terletak lebih kurang 1000 km dari Mekkah berkat cahaya yang datang bersama lahirnya Nabi.
Disebutkan dalam Al Quran, Surat Ali Imran 110:

كُنۡتُمۡ خَيۡرَ اُمَّةٍ اُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَاۡمُرُوۡنَ بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ الۡمُنۡكَرِ وَتُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰهِ

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.

Umat terdahulu, umurnya lebih panjang dan ibadahnya lebih banyak. Namun umat Nabi Muhammad dikatakan adalah umat yang terbaik adalah karena Nabinya yaitu Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalam adalah Nabi yang terbaik.

Allah mengutus Nabi Muhammad sebagai rahmat untuk seluruh makhluk

Beliau adalah hamba Allah yang paling besar rahmatnya (kasih sayangnya). Ini disebutkan dalam firman Allah di surat Al Anbiya: 107

وَمَاۤ اَرۡسَلۡنٰكَ اِلَّا رَحۡمَةً لِّـلۡعٰلَمِيۡنَ

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.

Allah mengutus Nabi Muhammad sebagai rahmat untuk seluruh alam. Rahmat Allah yang yang begitu besar diberikan melalui Nabi Muhammad adalah untuk seluruh alam makhluk Allah. Tidak ada rahmat Allah yang diterima oleh makhluk kecuali melalui Rasulullah shallallahu alaihi wassalam. Yaitu rahmat Allah untuk orang beriman, orang yang tidak beriman, orang munafik, untuk hewan, tumbuhan dan seluruh makhluk hidup yang lain.
Di antara rahmat yang paling besar adalah rahmat kepada orang mukmin, dengan hidayah Islam. Karena semua ajaran Nabi jika diamalkan menjadikan manusia beruntung di dunia dan di akhirat. Rasulullah sangat berkasih sayang kepada orang mukmin. Sebagaimana firman Allah dalam QS At-Taubah:128

لَـقَدۡ جَآءَكُمۡ رَسُوۡلٌ مِّنۡ اَنۡفُسِكُمۡ عَزِيۡزٌ عَلَيۡهِ مَا عَنِتُّمۡ حَرِيۡصٌ عَلَيۡكُمۡ بِالۡمُؤۡمِنِيۡنَ رَءُوۡفٌ رَّحِيۡمٌ‏ 

Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, ra’uf (amat belas kasihan) lagi rohim (penyayang) terhadap orang-orang mukmin.

Sifat Ra’uf dan Rohim Nabi untuk orang beriman

Nabi shallallahu alaihi wassalam ingin memberikan semua kebaikan kepada orang yang beriman. Rasul bersifat ra’uf kepada orang beriman, Sifat Ro’uf adalah rasa kasih sayang yang membuat orang beriman menjauhi dari keburukan atau yang membuatnya jauh dari yang disayangi, yaitu membuatnya menjauhi apa yang dilarang oleh Nabi. Rasul juga bersifat rohim kepada orang mukmin yaitu rasa kasih sayang yang membuatnya ingin memberikan seluruh kebaikan kepada yang dicintai.
Sehingga dalam sebuah hadits beliau berkata: “Jika ada di antara kami yang meninggal dalam keadaan berhutang, aku akan melunasi hutangnya. Namun jika di antara kamu meninggal dalam keadaan meninggalkan harta yang banyak, maka aku tidak akan mengambilnya memberikan semuanya untuk ahli warisnya.”

Rahmat Nabi untuk orang munafik dan orang kafir

Bagaimana rahmat Nabi untuk orang munafik? Rahmat kepada orang munafik adalah membiarkan mereka hidup sebagaimana orang muslim, tanpa dihukum atas kekafiran di hati mereka, karena mereka zahirnya menunjukan orang muslim. Padahal Nabi mengetahui siapa mereka itu, yang senantiasa memusuhi Nabi dan berusaha menjatuhkan Nabi dan Islam.
Bagaimana pula rahmat Nabi terhadap orang kafir? Rahmat Nabi terhadap orang kafir adalah terbebasnya mereka dari azab Allah seperti umat-umat terdahulu.
Nabi bersabda: “Aku ini adalah rahmatan yang dihadiahkan kepada umat ini.” Maka hendaknya kita sebagai umatnya meniru Nabi dalam menyebarkan rahmat kepada manusia dan alam ini, setelah kita mendapat rahmat Nabi berupa hidayah Islam yang besar ini.
Ketika Nabi terluka dalam perang Uhud, beliau menahan darah yang menetes ke bumi, agar bumi tidak menjadi marah karena Nabi terluka. Bahkan ketika Nabi dilempari batu di Thoif, beliau justru berdoa agar mereka diampuni karena mereka tidak mengetahui apa yang telah mereka lakukan.
Wallahu a’lam


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_IDIndonesian