Apakah kita mesti mengetahui semua perkara Aqidah?

Para Ulama mengatakan, kita perlu mengetahui secara global, misalnya bahwa Allah adalah Esa, syariat Sholat fardhu adalah Wajib.
Tetapi tentang perkara yang lebih detail kita perlu mengetahui jika kita menghadapi suatu perkara atau suatu zaman yang memerlukan pengetahuan detail. Misalnya jika kita menghadapi perkara pembagian waris. Maka pada saat itu kita mesti bertanya kepada ahlinya agar pembagian waris sesuai dengan syariat
Demikian juga jika adanya golongan Mujassimah yang membahas ayat Mutasyabihat dengan makna zahir, sehingga mereka meyakini Allah ada di langit. Maka kita perlu belajar ilmu Aqidah yang lebih detail untuk menyelamatkan Aqidah kita dan keluarga kita dari ajaran Aqidah yang menyimpang itu.

Tasawuf untuk mengimplementasikan Aqidah yang telah dipelajari

Setelah mempelajari Aqidah, kita memahami akan apa-apa yang akan kita hadapi di masa yang akan datang, yaitu kematian, alam barzakh, padang mahsyar dan berakhir dengan syurga atau neraka. Maka kita dikehendaki mepersiapkan diri dengan melaksanakan keyakinan itu dalam kehidupan kita. Untuk melaksanakannya kita perlu suatu ilmu yang disebut Tasawuf, yaitu ilmu untuk membuang sifat yang buruk dan menjaga serta menyuburkan sifat baik yang lahir dan bathin yang ada pada diri kita. Karena pada hakikatnya kita akan menghadapi akhir kehidupan ini dengan selamat jika kita membawa hati yang selamat.

Selalu mengulang dua kalimat syahadah dan ilmu

٥٨] وينطوي في كلمة الإسلام – ما قد مضى من سائر الأحكام]

[58] Dalam dua kalimat syahadat, terkandung segala perihal yang telah dibincangkan sebelum ini

٥٩] فأكرثن من ذكرها بالأدب – ترقى بهذا الذكر أعلى الرتب]

[59] Maka hendaklah engkau memperbanyakkan dzikir dengan dua kalimah agung ini dengan penuh adab, niscaya dengan dzikir kamu akan mendapat makam yang tinggi

Yang dimaksud dengan sering mengulang kalimat syahadat, adalah dengan lidah dan juga dengan mengingat. Karena kita adalah manusia yang mudah lupa karena kesibukan kita khususnya dengan dunia yang menipu. Kita akan ingat jika sering diulang.
Termasuk dalam menyebut kalimat syahadat adalah dengan sikap yang beradab, dalam keadaan berwudhu. Termasuk juga sikap sebelum berdzikir dan setelah berdzikir. Termasuk juga menuntut dan mengulangi ilmu yang membawa dan mengingat kita kepada Allah. Termasuk di dalamnya berakhlak kepada orang tua, guru, teman dan lain-lain.
Jika kita melaksanakannya dengan sungguh-sungguh, tawadhuk dan cinta, maka Allah akan mengangkat makam hamba ke makam yang lebih tinggi.

Memupuk rasa takut dan harap kepada Allah

٦٠] وغلب الخوف على الرجاء – وسر لمولاك بلا تناء]

[60] Utamakan rasa takut kepada Allah dari rasa harap, bersegeralah berjalan menuju Allah tanpa tangguh-tangguh

Memupuk rasa takut dan rasa harap kepada Allah dengan seimbang. Karena di depan kita adalah neraka atau syurga. Rasa takut agar kita dapat menjauhkan diri dari dosa. Rasa harap agar kita selalu mengharapkan Allah mengampuni dosa-dosa kita.

Jangan berhenti bertaubat berapapun dosa yang terbuat

٦١] وجدد التوبة للأوزار – لا تيأسن من رحمة الغفار]

[61] Perbaruilah taubat dari dosa-dosa, janganlah engkau sekalipun berputus asa terhadap rahmat Allah

Jangan putus asa dari rahmat Allah. Selalu bertaubat kepada Allah, karena pintu taubat selalu terbuka, walaupun dosa kita terlalu banyak, atau kita masih tak dapat menahan diri dari melakukan dosa. Jangan bosan meminta ampun kepada Allah, sampai kita bosan berbuat dosa (Habib Mundzir Musawa).
Ketahuilah, taubat yang telah dilakukan tetap dinilai jika ternyata kita masih terbuat dosa lagi tanpa sengaja. Jadi jangan menganggap taubat kita tidak ada manfaatnya. Allah tetap menilai setiap taubat yang dibuat. Oleh sebah itu menunda taubat sedetikpun.
Syaitan menggoda manusia agar putus asa dari rahmat Allah, sehingga mereka tidak mau bertaubat lagi. Hanya orang kafir yang putus asa dari rahmat Allah.
Jika dalam bertaubat kalau kita tidak dapat melakukan dengan meninggalkan seluruh sekaligus, kita dapat melakukannya sedikit demi sedikit dalam meninggalkan dosa. Namun kita telah berniat akan meninggalkan dosa-dosa itu semua, dan yakin bahwa Allah dapat membantu kita meninggalkan semua dosa itu.

Banyak bersyukur atas nikmat Allah dan bersabar atas ujian

٦٢] وكن على آلائه شكورا – وكن على بلائه صبور]

[62] Hendaklah engkau bersyukur atas nikmat Allah dan bersabarlah atas setiap ujianNya

Hendaknya kita banyak bersyukur atas nikmat Allah dan bersabar ketika mendapat ujian. Bersyukur tidak dengan hanya berkata Alhamdulillah.
Bersyukur adalah mensyukuri nikmat Allah, sehingga Allah redha dengan kita atas nikmat yang telah diberikanNya. Syeikh Ramadhan Al Buthy, berkata, setiap syukur yang kta lakukan memerlukan syukur lagi karena Allah telah membantu kita bersyukur.

٦٣] وكل أمر بالقضاء والقدر – وكل مقدور فما عنه مفر]

[63] Hal ini karena setiap urusan ada dalam Qadha dan Qadar, dan setiap yang telah ditakdirkan oleh Allah tidak dapat ditolak

Bersabar dengan ujian, maksudnya adalah hati kita dapat menahan jika ada ujian, sehingga kita merasa redho dengan ketentuan Allah yang telah berlaku. Karena apapun yang terjadi adalah dari Kehendak Allah.
Misalnya jika kita sakit, kita diperintahkan untuk berobat, maka berobatlah. Dan hasil apapun yang ada dari pengobatan itu kita redho dengannya

Berserah diri kepada Allah dengan mengikuti Ulama pewaris Nabi

٦٤] وكن له مسلما يك تسلما – واتبع سبيل الناسكني العلم]

[64] Maka serahkanlah dirimu kepada Nya agar kamu selamat, hendaklah kamu ikut kepada ulama dan orang yang zuhud

Berserah diri yang dimaksud disini adalah kita mengikuti Ulama pewaris Nabi. Dalam Aqidah ikutilah Ulama Tauhid yang diikuti jumhur Ulama Ahlussunnah wal Jamaah yaitu Imam Abul Hasan Al Asy’ari dan Imam Abu Mansur Al Maturidi. Dalam perkara fikih ikutilah salah satu dari Imam Mazhab. Dalam memperbaiki ruhani, carilah guru yang masih ada yang mempunyai sanad yang bersambung hingga Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa alihi wassalam.

Ikhtiyar dengan bermujahadah

٦٥]  وخلص القلب من الأغيار – بالجد والقيام في الأسحار] 

[65] Sucikanlah hati kamu dari selain Allah, dengan usaha sungguh-sungguh berjaga ketika waktu sahur

Kita mengusahakan membersihkan hati dengan sungguh-sungguh, yaitu dengan mujahadah. Seperti kita akan mengerjakan untuk mencapai sesuatu. maka kita perlu berkeringat untuk mencapainya. Yaitu diantaranya dengan sholat tahajud di waktu sahur.

٦٦] والفكر والذكر على الدوام – مجتنبا لسائر الآثام]

[66] Juga dengan selalu berfikir dan berdzikir, dan menjauhi segala dosa 

Selalu berfikir dengan menuntut ilmu dan berdzikir mengingati Allah. Dan berusaha menjauhkan diri dari dosa. Ini memerlukan usaha dan iktiyar. Dengan melakukannya secara teratur dan disiplin.

Senantiasa muroqabah dan bermunajat kepada Allah mengharapkan husnul khatimah

٦٧ ] مراقبا لله في الأحوال – لترتقي معامل الكمال]

[67] Senantiasa sadar atas pengawasan Allah pada setiap keadaan, agar kamu dapat mencapai kedudukan yang tinggi.

Merasa selalu diawasi oleh Allah. Bersikap baik terhadap orang tua dan ulama. Berprasangka baik kepada manusia lain, berprasangka buruk pada diri sendiri, yaitu karena kita tidak pernah tahu bagaimana nasib kita nanti. Mendoakan orang lain khususnya untuk orang-orang yang berdosa dan yang kita benci.

٦٨] وقل بذل رب لا تقطعني – عنك بقاطع ولا تحرمني]

[68] Katakanlah dengan rendah diri: Tuhanku jangan putuskan hubunganku denganmu, dengan sembarang pemutus, dan jangan haramkan bagiku

Kita mesti selalu bersikap tawadhuk. Kita berdoa agar tidak diputuskan hubungan kita dari Allah, yaitu dengan berusaha melakukan amalan yang menghubungkan dengan Allah. Yaitu agar kita merasakan selalu, apa-apa yang mendekatkan diri kepada Allah. Karena diri kita lemah kecuali Allah yang memberikan kekuatan, Laa haula wa laa Quwwata illa billah.

Itu sebabnya, ada orang yang tinggal di Mekkah, tapi hanya sekali ke Masjidil Haram yaitu pada sholat jenazah untuknya. Atau ada orang yang tinggal di Madinah, tapi tidak terasa ingin datang ke Mesjid Nabawi. Ada yang sudah 20 tahun tidak ke Mesjid Nabawi karena kesibukan dunia.

٦٩] من سرك الأبهى المزيل للعمى – واختم بخير يا رحيم الرحما] 

[69] Dari rahasiamu yang Agung, yang mampu menghapuskan kebutaan mata hatiku, dan akhiri hidupku dalam kebaikan wahai Yang Maha Pengasih dan Penyayang

Selalu berdoa kepada Allah agar kita husnul khatimah. Kita mesti khawatir akan akhir hidup kita yang tidak baik. Namun kita juga selalu berharap bahwa Allah memberikan husnul khatimah.
Sebenarnya Allah selalu menegur dan mengetuk hati kita, misalnya ketika di malam hari kita terbangun, disitu Allah yang membangunkan kita.

Menutup dengan memuji Allah dan bershalawat serta berdoa

 ٧٠] والحمد لله على الإتمام – وأفضل الصلاة والسلام]

[70] Segala puji bagi Allah atas selesainya tulisan ini sebaik-baik shalawat dan salam

 ٧١] على النبي الهاشمي الخاتم – وآله وصحبه الأكارم]

[71] ke atas Nabi Al Hasyimi, penutup segala Nabi, juga ke atas para sahabatnya yang mulia


0 Kommentare

Schreibe einen Kommentar

Deine E-Mail-Adresse wird nicht veröffentlicht. Erforderliche Felder sind mit * markiert.

de_DEGerman