Kedatangan Tamu dari Jamaah Sulaimaniyah ke Musholla Ar-Raudhah Bremen

Pada hari Minggu tanggal 25 Juni 2023, kami telah mendapat kehormatan menerima tamu dari Jamaah Sulaimaniyah di Musholla Ar-Raudhah Bremen. Tamu dari Jamaah Sulaimaniyah terdiri dari 1 orang Indonesia dan 1 orang Turki yang telah lulus dari Pondok Pesantren Sulaimaniyah. Mereka datang dalam rangka Silaturahmi dengan Keluarga Muslim Indonesia Bremen dan mengenalkan Jamaah Sulaimaniyah termasuk Pondok Pesantren untuk Mahasiswa/Pelajar dan Travel Agen yang mengurus perjalanan Umrah dan Haji.

Berdirinya Jamaah Sulaimaniyah

Jamaah ini didirikan oleh seorang Ulama Besar yang bernama Syeikh Sulaiman Hilmi Tunahan (https://www.vikz.de/de/ueber-uns.html). Syekh Sulaiman Hilmi Tunahan lahir pada tahun 1888 M/1304 H di Desa Ferhatlar, Kecamatan Hezargrad (1) di kota Silistra yang sekarang berada di Bulgaria. Ayahnya adalah seorang Sayyid dari garis keturunan Sayidina Hasan r.a, sedang ibunya adalah seorang Syarifah dari garis keturunan Sayidina Hussein r.a. Keduanya adalah anak dari Sayidina Ali k.w. dan Sayidatina Fathimah binti Rasulullah s.a.w.

Buyut keluarga terhormat ini terkenal dengan gelar Hocazade yang disandarkan sampai kepada Sayyid Idris Bey. Idris Bey diangkat sebagai Tunahan (artinya Pemimpin dari Danube) oleh Sultan Muhammad Al-Fatih yang merupakan Sultan Turki Utsmani pada waktu itu. Sultan Muhammad Al-Fatih juga menikahkan Idris Bey dengan adik perempuannya.

Beliau mulai berjuang di kala Kerajaan Usmaniyah sudah runtuh. Presiden Republik Turkiye waktu itu sangat menekan agama Islam, sehingga siapa saja yang memperjuangan Islam akan ditekan, dipenjara atau bahkan dibunuh. Oleh sebab itu dakwah beliau diawalnya dilakukan secara diam-diam. Maka untuk melakukan majelis Ta’lim Syeikh Sulaiman Hilmi mengajak murid-muridnya melakukannya dalam kendaraan termasuk dalam kereta api. Sehingga majelis Ta’lim dapat berjalan dengan lancar tanpa halangan, karena terlihat seolah-olah mereka adalah hanya penumpang kendaraan yang sedang melakukan perjalanan.
Walaupun dalam dakwah yang dihalangi demikian, beliau tetap bersemangat. Beliau pernah berkata kepada murid-muridnya bahwa madrasah-madrasah kita suatu hari nanti akan seperti Istana. Dan ini telah menjadi kenyataan sebagaimana dapat dilihat di Pondok Pesantren Sulaimaniyah sekarang.

Jamaah Sulaimaniyah berasaskan Ahlussunnah wal Jamaah

Sebagaimana mayoritas umat Islam seluruh dunia, jamaah Sulaimaniyah juga berasaskan Ahlussunnah wal Jamaah, yaitu Aqidahnya mengikuti Imam Abul Hasan Al Asy’ari dan Imam Abu Mansur Al Maturidi, Fikihnya mengikuti satu dari 4 Imam Mazhab, yaitu Imam Abu Hanifah, Imam Malik bin Anas, Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafei dan Imam Ahmad bin Hanbal, serta bertasawuf. Bahkan mereka berpegang pada Tariqat Naqshahbandiyah, Dalam silsilah Saadat, Syeikh Sulaiman Hilmi adalah yang ke 33, sanadnya bersambung kepada Imam Robbani (ke 23), Imam Bahauddin Naqshahbandiyah (ke 15), melalui Sayidina Abu Bakar Ash-Shiddiq (pertama) sampai kepada Rasulullah shallallahu alaihi wassalam.

Mereka juga sangat arif dalam berdakwah, Pondok Pesantren di daerah yang mayoritas Mazhab Syafei, tetap Fikihnya berpegang pada Mazhab Syafei misalnya Indonesia dan Malaysia, walaupun negara asal gurunya berbangsa Turki yang bermazhab Hanafi. Demikian juga dalam Aqidah, di Indonesia dan Malaysia Kitab yang dipelajari adalah dari Ulama Asy’ariyah, sedang di Turki, Kitab yang dipelajari adalah dari Ulama Maturidiyah. Untuk tasawufnya, di Indonesia dan Malaysia, lebih banyak rujuk kepada Kitab Imam Ghazali, sedang di Turki lebih banyak rujuk kepada Imam Robbani.

Demikianlah kearifan Ulama Ahlussunnah wal Jamaah yang sanad gurunya saling berkaitan antara satu sama lain dari zaman salaf hingga zaman sekarang.

Sulaimaniyah masuk ke Indonesia

Sulaimaniyah masuk ke Indonesia tahun 2005. Ketika itu mereka memulai membuka Pondok Pesantren di Indonesia, dengan berkenalan dengan SMP negeri 107 di Jakarta. ketika berkenalan, kepala sekolah tersebut bertanya kepada ketua jamaah Sulaimaniyah yang ditugaskan ke Indonesia : saudara bermazhab apa? Dijawab : kami bermazhab Hanafi. Kepala sekolah itu menjawab kalau begitu kalian Ahlussunnah wal Jamaah sama dengan kami. Maka beliau suruh anak-anak SMP nya untuk ikut Pondok Pesantren Sulaimaniyah, termasuk anaknya sendiri, agar para orang tua santri murid SMP 107 juga percaya kepada Sulaimaniyah. Setelah 3 tahun, para santri dikirim ke Turki hingga selesai. pada tahun 2011.

Setelah itu para lulusan Pondok Pesantren Sulaimaniyat ini berkelililng mengunjungi Pondok Pesantren NU pada tahun 2012 di Jawa Timur, di Jombang. Situbondo untuk bersilaturahmi dan memperkenalkan Jamaah Sulaimaniyah. Silaturahmi berlangsung dengan baik dan saling mendukung karena Kitab yang dipelajari di Pondok Pesantren Sulaimaniyah sama dengan Kitab Kitab yang dipelajari di Pondok pesantren NU.

Kemudian para Kyai NU mengadakan kunjungan balasan ke Pondok Pesantren Suleymaniyat dan juga ke Induknya di Turki. Mereka merasa kagum karena di Pondok Pesantren Sulaimaniyah fasilitas Pondok Pesantren sangat mewah untuk ukuran Pesantren di Indonesia, karena fasilitasnya sangat bersih dan mewah seperti di hotel bintang lima.

Tidak lama kemudian berdirilah hingga sekarang ada lebh kurang 70 cabang PP Sulaimaniyah di seluruh Indonesia. 80% tanah dan bangunannya didapat dari waqaf dari para dermawan di Indonesia. Di antara Pondok Pesantren nya adalah Mesjid Islamic Center di Koja Jakarta, yang dibangun oleh Bapak Sutiyoso. Ada juga penyumbang dari jamaah majelis Adz-Dzikra.

Sistim pembiayaan Pondok Pesantren

Pondok Pesantren Sulaimaniyah mempunyai berbagai tingkatan. Semua santri dapat belajar di sana dengan gratis. Pembiayaan PP ada yang dari donatur (Infaq) dan ada yang dari keuntungan usaha dari Jamaah Sulaimaniyah di antaranya Hisar Travel, Rumah Sakit, Super Market dan sebagainya.

Dana Infaq yang masuk semua digunakan untuk pengelolaan PP dan Santri, tidak ada sedikitpun untuk para Asatidz (guru). Apa yang dimakan oleh santri adalah sama dengan apa yang dimakan oleh para Ustaz. Santri putra hanya diajar oleh Ustaz (laki-laki), dan santri putri hanya diajar oleh Ustadzah (perempuan).

Methode menghafal Al Qur’an

PP Pesantren Tahfiz mewajibkan para santri untuk membetulkan bacaan Quran agar sesuai tajwid, sebelum memulai menghafal, karena jika bacaan Quran belum benar tajwidnya, maka akan lebih susah memperbaikinya jika sudah menghafal Quran.
Metode menghafal di Pondok Tahfiz adalah dengan metode dari zaman kerajaan Usmaniyah, yaitu mulai dengan halaman terakhir hingga halaman pertama di setiap Juz. Dalam mengulang hafalan, para santri mesti mengulang semua hafalan dari halaman terakhir ke halaman sebelumnya di setiap Juz, agar hafalan tidak ada yang hilang. Ini dilakukan hingga mereka hafal 30 Juz al Quran.

Fasilitas terbaik untuk manusia terbaik yaitu yang belajar dan yang mengajarkan Al Qur’an

Fasilitas PP Suleymaniyat di seluruh dunia mesti mempunyai kualitas yang sama standardnya, baik di kota besar maupun di pelosok. Ruangan yang bersih dan nyaman, digambarkan seperti hotel bintang 5. Mereka merujuk kepada hadits Nabi shallallahu alaihi wassalam yang artinya: sebaik-baik manusia adalah yang belajar dan yang mengajarkan Al Qur’an. Oleh sebab itu para santri yang belajar dan guru yang mengajarkan Al Quran mesti diberikan fasilitas terbaik untuk itu.

Sangat menjaga kehalalan makanan

Jamaah Suleymaniyat sangat menjaga kehalalan makanan, agar apa-apa yang masuk kedalam tubuh adalah halal dan thoyibah. Mereka sangat memperhatikan proses menyembelihan hewan agar benar benar sesuai syariat. Oleh sebab itu mereka tidak memakan daging impor yang tidak jelas penyembelihannya, sebab di zaman ini ada methode penyembelihan yang dilakukan dengan membuat hewan tidak sadar sebelum disembelih, dengan dalih agar hewan tersebut tidak merasa kesakitan ketika disembelih. Jadi ada di antaranya dengan memakai alat yang memukul kepala agar hewan tidak sadar dan sebagainya. Hal ini menjadi syubhat, karena tidak dapat dipastikan apakah hewan yang disembelih tersebut mati karena kehabisan darah karena disembelih atau karena dipukul kepalanya.

Pesantren Mahasiswa dan Pelajar di Jerman

Selain Pondok Pesantren dan Rumah Tahfiz, Sulaimaniyah juga membangun Pesantren Mahasiswa dan Pelajar, diantaranya di beberapa kota di Jerman. Para mahasiswa dan pelajar tinggal di pesantren, tetapi tetap kuliah di Universitas dan belajar di sekolah umum. Di pesantren mereka belajar agama, juga dibantu dalam mendalami pelajaran di Universitas atau di sekolah agar mereka dapat menyelesaikan kuliah dan sekolah dengan baik. Selain ini mereka juga diberikan kegiatan yang menunjang pemahaman dan pengamalan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah dan serta kehidupan sehari-hari.

Hisar Travel (https://hisareurope.de)

Hisar Travel adalah biro jasa perjalanan dalam jamaah Sulaimaniyah yang mengurus perjalanan Umrah dan Haji serta kunjungan ke Masjidil Aqsha. Kantor pusatnya berada di Turki. Di Jerman kantor pusatnya berada di Köln. Di Jerman setiap tahun memberangkatkan sekitar 8000 orang, dan di tahun ini akan ditingkatkan hingga 10000 orang. Semua keuntungan dari Hisar Travel digunakan untuk membiayai Pondok Pesantren. Hisar dalam bahasa Turki artinya Benteng. Benteng disini dapat diartikan benteng yang melindungi Iman dan Islam dari bahaya, termasuk membentengi hati dari segala penyakitnya.

Wallahu a’lam


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_IDIndonesian