Baris 28 – 29
إِيـْمَـانُـنَا بِـيَـوْمِ آخِرٍ وَجَبْ ۞ وَكُـلِّ مَـا كَـانَ بِـهِ مِنَ الْعَجَبْ
Keimanan kita kepada Hari Akhir hukumnya wajib, dan juga kepada segala perkara yang dahsyat bersama Hari Akhir itu
خَـاتِمَةٌ فِي ذِكْرِ بَاقِي الْوَاجِـبِ ۞ مِمَّـا عَـلَى مُكَـلَّفٍ مِنْ وَاجِـبِ
Sebagai penutup untuk menerangkan ketetapan yang wajib, dari hal yang menjadi kewajiban bagi mukalaf
Iman kepada Hari Akhir
Hari Kiamat
Hari Kiamat adalah akhir dari dunia ini. Disebut hari Kiamat (Yaumil Qiyamah), karena hari itu terjadi pada siang hari dimana manusia sedang beraktifitas, bukan pada malam hari. Setelah siang di hari Kiamat itu, tidak ada malam lagi, karena dunia sudah berakhir. Setelah hari Kiamat ini semua makhluk akan mati. Oleh sebab itu, bagi manusia yang mati sebelum hari Kiamat, dia telah merasakan Kiamat kecil bagi dirinya.
Perkara hari Kiamat ini adalah luar biasa, karena tidak pernah terjadi sebelumnya. Secara hukum adat termasuk dalam perkara yang diluar adat kebiasan, dan ini mungkin terjadi atas Kehendak Allah, dan wajib kita yakini karena Rasulullah shallallahu alaihi wassalam yang mengatakan. Beliau bersifat Shiddiq, selalu berkata benar. Oleh sebab itu Bab Hari Akhir diletakkan setelah Bab Kenabian.
Demikian juga kejadian-kejadian setelah kematian manusia, adalah perkara yang luar biasa, karena kita tidak pernah melihatnya selama kita masih hidup, sehingga perkara itu diluar kebiasaan. Ada 12 perkara yang terjadi setelah kematian seseorang.
1. Alam Barzakh
Barzakh artinya pemisah, yaitu pemisah antara dunia yang kita lihat ini dan akhirat. Kita tidak dapat melihat alam Barzakh. Tapi kita wajib meyakininya. Karena yang kita tidak dapat lihat itu bukan berarti tidak ada. Alam Barzakh disebut juga alam kubur, karena manusia setelah mati biasanya akan dimasuk ke dalam kubur.
2. Kita akan ditanya oleh 2 Malaikat di alam Barzakh dan adanya siksa kubur
Di dalam alam Barzakh kita akan ditanya oleh Malaikat Munkar dan Nakir dengan beberapa pertanyaan. Riawayat yang masyhur adalah pertanyaan siapa Tuhanmu, siapa Nabimu, siapa Imammu, apa agamamu, siapa saudaramu. Apakah manusia dapat menjawab atau tidak, tergantung dari amal dan ibadah masing-masing ketika di dunia. Jika manusia itu mempunyai banyak dosa, maka dia akan mendapatkan siksa kubur.
Ada yang berpendapat, manusia akan ditanya dengan bahasa Arab, ada berpendapat dengan bahasa masing-masing, ada yang berpendapat dengan bahasa Suryani. Manusia akan difahamkan dengan bahasa yang digunakan Malaikat.
Dalam Hadits hanya disebutkan ada siksa kubur, tetapi tidak disebut tentang nikmat kubur. Para Ulama mengqiyaskan bahwa nikmat kubur juga ada dari hadit tentang siksa kubur. Kita tidak wajib untuk mengetahuinya bagaimana siksa kubur itu, karena hadits tentang bagaimana siksa kubur tidak mutawatir. Hanya Allah yang Maha Tahu.
3. Hari Kebangkitan: manusia dibangkitkan dari alam Barzakh setelah hari Kiamat.
Kebangkitan manusia dari alam Barzakh setelah kematiannya adalah juga suatu perkara yang luar biasa yang mungkin terjadi. Rasulullah shallallahu alaihi wassalam sudah mengatakannya, maka ini pasti akan terjadi, dan kita wajib mengimaninya. Bagaimana manusia dibangkitkan tidak wajib kita mengetahuinya. Ada yang berpendapat manusia akan dibangkitan dari tulang ekornya yang tidak hancur, disebut juga tulang sulbi (Ajbu dzanab) yang sebesar biji Sawi. Ada yang berpendapat dari bagian tubuhnya yang hakiki, karena menurut mereka tidak semua manusia masih mempunyai sisa tubuh.
4. Hari dikumpulkan di padang Mahsyar (menunggu hari Hisab)
Setelah dibangkitkan manusia akan dikumpulkan di padang Mahsyar, suatu padang yang luas sekali. Matahari begitu dekat hanya berjarak sejengkal, sehingga keadaan terasa panas sekali. Mereka berada dalam keadaan seperti itu di padang Mahsyar sampai datangnya waktu untuk perhitungan amal (Hisab), sehingga mereka ingin cepat-cepat dihisab bahkan ada yang berharap lebih baik cepat masuk neraka pun tidak apa-apa. Padahal panas neraka jauh lebih panas dari pada padang Mahsyar.
Maka pada waktu itu manusia baik yang beriman maupun yang kafir mencari Nabi-Nabi untuk meminta keringanan karena tidak tahan akan panas di padang Mahyar, sampai bertemu dengan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalam.
5. Adanya Syafaat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalam, para Nabi yang lain dan para Ulama (wali)
Allah memberikan izin kepada hambaNya yang tertentu untuk memberikan Syafaat kepada hamba Allah yang lain untuk mendapat keringanan. Ada beberapa jenis Syafaat
- Syafaat yang memberi keringanan kepada seluruh manusia ketika berada di padang Mahsyar yang amat panas, menjadi padang Mahsyar yang adem. Syafaat ini diberikan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wassalam kepada semua manusia baik yang beriman maupun yang kafir. Syafaat ini disebut juga Syafaat ‘Uzhma yaitu Syafaat yang besar, yang menunjukkan kemuliaan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalam, yang dalam doa setelah Adzan disebut Maqoman Mahmudah yang dijanjikan oleh Allah. Dengan Syafaat ini manusia menjadi berada dalam keadaan yang adem dan lebih nyaman ketika di padang mahsyar dalam menunggu hari Hisab. Pada waktu itu orang kafir menyesal telah tidak beriman kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalam.
- Syafaat yang memasukkan manusia langsung ke syurga tanpa hisab. Ini hanya diberikan kepada orang beriman yang bertaqwa
- Syafaat yang membatalkan hukuman di neraka, sehingga manusia langsung masuk ke syurga setelah melalui hisab. Ini hanya diberikan kepada orang yang beriman yang khusus.
- Syafaat yang mengurangi hukuman di neraka, sehingga manusia lebih cepat masuk ke syurga. Ini diberikan kepada orang yang beriman yang dosanya tidak diampuni.
- Syafaat yang meninggikan derajat syurga bagi manusia yang beriman yang telah masuk syurga karena keistimewaan mereka.
Yang diberi izin oleh Allah untuk memberi Syafaat bukan hanya para Nabi, tetapi juga para Wali, Ulama yang beramal dengan ilmunya dan orang yang bertaqwa. Di antara sebab seseorang mendapat syafaat adalah mereka yang banyak berkhidmat untuk agama Islam, dengan membantu Ulama dan pendakwah dalam mengajarkan ilmu dan menyampaikan Islam dalam segala bidang. Misalnya jika kita ingin mendapatkan syafaat dari Syeikh Abdul Qodir Jaelani, kita membaca Kitabnya, kita membantu organisasi dakwah yang dijalankan oleh para Wali, dan sebagainya, berkhidmat kepada guru das sebagainya. Semakin banyak kita berguru, maka akan semakin banyak kita berharap mendapatkan Syafaat dari para guru. Wali terkenal paling banyak memberikan Syafaat adalah Uwais Al Qarni.
6. Hisab (Perhitungan amal)
Hari Hisab adalah hari perhitungan amal ibadah kita. Kita wajib meyakininya, tetapi tidak wajib mengetahui bagaimana bentuk perhitungan amal ini. Ada yang berpendapat, amal ini dihitung dalam catatan di buku, sehingga dapat ditimbang berat dari buku catatan amal yang baik dan buku catatan amal yang buruk.
7. Mizan (Timbangan amal)
Setelah amal manusia dihisab, kemudian amal-amal itu akan ditimbang pada timbangan yang disebut Mizan, sehingga manusia melihat apakah amal baiknya lebih banyak atau lebih sedikit dari amal buruknya. Kita tidak perlu mengetahui bentuk timbangan, tetapi kita wajib untuk mengimaninya.
Ada yang berpendapat bentuk timbangan (Mizan) itu seperti timbangan yang mempunyai 2 piring di kanan dan di kiri, dan di tengahnya ada semacam tiang vertikal yang menyangga di tengah sebuah tiang horizontal yang di ujung kanan digantungkan satu piring yang berisi buku catatan amal baik. dan di ujung kirinya digantungkan satu pring yang berisi buku catatan amal buruk. Ini adalah menurut Imam Abul Hasan Al Asy’ari.
Menurut Imam Abu Mansur Al Maturidi, yang disebut Mizan bukanlah timbangan, tetapi adalah sebagai ungkapan Keadilan Allah kepada hambaNya, bahwa Allah adalah Maha Adil. Allah Maha Mengetahui amal manusia mana yang lebih berat, sehingga tidak perlu alat timbangan.
Menurut Imam Abul Hasan Al Asy’ari, benar Allah Maha Tahu tentang amal baik dan buruk tanpa timbangan Mizan. Maka manfaat dari Mizan itu adalah untuk memperlihatkan kepada manusia tentang amal yang telah mereka lakukan di dunia, sehingga manusia mengetahui mengapa ia masuk neraka, yaitu karena Keadilan Allah. Dan masuk syurga hanya karena rahmat Allah.
8. Jembatan (Sirath)
Jembatan ini menghubungkan antara padang Mahsyar tempat amal manusia dihisab dan Syurga, dimana di bawah jembatan itu adalah Neraka. Kecepatan manusia melalui Sirath tergantung dari kecepatan manusia berpaling dari maksiat menuju amal soleh. Orang yang gagal melalui jembatan akan masuk neraka.
9. Haudh (Telaga) Nabi
Haudh adalah Telaga Nabi Muhammad shallallahu alaihi salam, yang airnya lebih putih dari air susu, sebelum manusia masuk Syurga. Rasulullah menunggu di tepi telaga itu dan memberi minum kepada umatnya yang sampai di Telaga. Setiap Nabi mempunyai Telaga menunggu umat masing-masing Nabi. Siapa yang telah meminum air dari Telaga ini tidak akan haus lagi selamanya. Kecuali Nabi Salih alaihi salam. Beliau mempunyai Onta sebagaimana Mu’jizat beliau. Umatnya akan meminum susu dari Onta Nabi Salih.
10. Syurga
Tempat akhir orang yang beriman, dimana hanya ada nikmat. Manusia yang masuk syurga akan tinggal selamanya di sana.
11. Neraka
Tempat akhir orang kafir, dimana hanya ada siksa Allah. Orang kafir akan tinggal selamanya di sana. Bagi orang yang mempunyai Iman, menjadi tempat sementara sebelum dimasukkan ke syurga.
12. Rukyatullah (Melihat Allah)
Rukyatullah adalah nikmat para penghuni Syurga yang paling tinggi, yaitu melihat Allah. Melihat yang dimaksud bukanlah seperti melihat sesuatu dengan mata, melihat dengan jarak dan arah. Melihat Allah adalah nikmat ruhani tertinggi yang dirasakan oleh penghuni Syurga, yaitu mendapatkan ilmu yang lebih banyak tentang Allah, sehingga hamba Allah akan lebih banyak mengenal Sifat-Sifat Allah dari yang diketahui ketika di dunia. Allah adalah Maha Sempurna, maka dengan bertambahnya ilmu yang Allah berikan kepada kita tentang Sifat-Sifat Allah, bertambah pula kita mengenal Allah, bertambah pula nikmat yang dirasakan karena lebih mengenalNya.
Nikmat-nikmat yang lain seperti bidadari, minum dan makan di syurga adalah nikmat lahiriah yang jika dibandingkan dengan Rukyatullah tidak ada apa-apanya, sehingga manusia di Syurga nanti selalu rindu dengan Rukyatullah.
Pertanyaan
- Dikatakan bahwa hari Kiamat terjadi pada siang hari. Sedang kita ketahu bahwa bumi selalu separuhnya siang dan separuhnya malam. Bagaimana bisa terjadi?
Jawab: Telah dikatakan hari Kiamat adalah kejadian yang luar biasa. Bumi menjadi siang seluruhnya adalah perkara yang mungkin menurut hukum akal. Misalnya adanya 2 matahari yang bersinar ke seluruh bumi atau bumi berputar lebih cepat. Bagaimana yang sebenarnya terjadi hanya Allah yang Maha Tahu. - Apakah siksa kubur dan panas di padang Mahsyar dihitung sebagai hukuman sehingga mengurangi hitungan dosa?
Jawab: Tidak. karena amal dan ampunan dosa di dunia sudah terhenti dengan matinya seseorang. kecuali 3 perkara yang disebutkan dalam Hadits: doa anak soleh, amal jariah dan ilmu yang bermanfaat. Setelah kiamat, dosa akan dikurangi ketika masuk neraka. - Adakah Syafaat yang menghindarkan manusia dari siksa kubur?
Jawab: ada Ulama yang mengatakan tidak ada syafaat, tetapi ada yang berpendapat ada syafaat menghindarkan manusia dari siksa kubur. Kita tidak wajib mempercayaai adanya Syafaat terhindar dari siksa kubur. - Apakah semua orang dipadang Mahsyar akan mendatangi semua Nabi dan kemudian terakhir ke Nabi Muhammad.
Jawab: Umat Islam hanya akan mencari Nabi Muhammad. Sedang Umat lain sebelum Nabi Muhammad akan mencari Nabi-Nabi mereka dahulu, baru kemudian kepada Nabi Muhammad. Syafaat dari Nabi Muhammad ini disebut Syafaat ‘Uzhma. - Apakah semua orang akan mengetahui urutan peristiwa di hari Akhir ini begitu dia mati?
Jawab: Hanya orang yang pernah belajar tentang ilmu ini saja yang mengetahui. Maka orang yang tidak mengetahui baru mengetahui setelah mengalami. Oleh sebab itu pentingnya mempelajari Ilmu Aqidah ini, walaupun belum tentu selamat dan sama-sama merasakan kedahsyatannya.
Wallahu a’lam
Text lengkap dan terjemah Aqidatul Awwam dalam dilihat di Kitab Aqidatul Awam Dan Terjemah [PDF] (terjemahkitab.com).
0 Komentar