Keutamaan Sholawat Nabi

Kajian kali ini kita lanjutkan membahas Sholawat Nabi dalam Simthuddurror.

Sholawat dengan menyebut sifat terpuji dari Rasulullah

Di sini disebutkan sifat Rasulullah shallallahu alaihi wassalam yang begitu dermawan. Tidak ada seorang yang meminta kepada Rasulullah kecuali akan diberikan. Bahkan Rasulullah rela berhutang untuk dapat memberikan ke orang lain. Ini tidak kita dapat pada pemimpin dunia manapun. Beliau pernah memberikan harta kepada seseorang yang meminta hadiah berupa sebanyak unta yang berada di antara dua bukit. Sehingga ketika ia kembali ke kaumnya, ia berkata “Wahai kaumku berimanlah kepada Nabi Muhammad yang dermawan luar biasa. yang ketika memberi hadiah begitu banyak tanpa beliau sama sekali takut menjadi fakir. Beliau adalah Nabi yang sesungguhnya. Rasulullah mengorbankan seluruh yang menjadi miliknya termasuk waktu sepenuhnya untuk umatnya.

Sifat lain yang disebutkan dalam sholawat di atas adalah Rasulullah selalu menepati janji. Terbukti semua ucapannya terbukti sampai akhir zaman ini. Dalam suatu Hadits disebutkan, di akhir zaman nanti, umat Islam akan mengucapkan salam hanya kepada orang yang dikenalnya. Kepada orang yang tidak dikenalnya, orang Islam tidak mengucapkan salam. Dan ini sudah terbukti dan kita lihat sekarang.
Kita lihat juga dalam peristiwa Hijrah beliau, kebetulan momentum sekarang adalah momentum Tahun Baru Hijrah 1442. Rasulullah menunjukkan bagaimana sikap tawakkal yang sesungguhnya ketika melakukan Hijrah bkan hanya dengan berdoa, yaitu mempersiapkan dan dikoordinasi dengan seksama den detail. Dipersiapkan penunjuk jalannya, bekalnya, route perjalanannya, tempat persembunyiannya, siapa yang membawakan bekal dan semua yang menjadi wasilah lahiriah untuk keselamatan hijrah. Sehingga orang bertanya, mengapa Sayidina Umar justru terang-terangan melakukan Hijrah. Bahkan ada yang beranggapan Sayidina Umar lebih berani dari Rasulullah.
Salah besar orang yang beranggapan demikian. Orang yang paling pemberani adalah Rasulullah. Sering dalam peperangan ketika berkecamuk, Shahabat berlindung dibelakang Rasulullah. Nabi kalau bertempur tidak menaiki kuda, melainkan menaiki hewan peranakan kuda dan keledai yang sudah dikendalikan, tidak ada yang berani melakukannya selain Rasulullah shallallahu alaihi wassalam.
Kemudian ada yang bertanya mengapa Rasulullah tidak berhijrah terang-terangan sebagaimana Sayidina Umar? Ternyata banyak hikmah disebalik itu. Jika Sayidina Umar melakukan terang-terangan adalah untuk pribadinya. Sedang jika Rasulullah yang melakukannya, maka perkara itu menjadi syariat, yaitu melakukan perkara berani secara terang-terangan itu menjadi syariat yang diwajibkan. Sedang tidak semua Umat Rasulullah seberani Sayidina Umar. Maka Rasulullah melakukan hijrah yang demikian agar umat Islam yang kurang berani, mesti melakukan ikhtiyar lahiriah yang maximal untuk keselamatan, tidak hanya dengan berdoa. Setelah itu baru bertawakal kepada Allah.

Diibaratkan seorang pengemudi Bus yang mahir untuk membawa Bus dengan kecepatan tinggi. Jika pengemudi itu tidak memperhatikan penumpangnya, maka pengemudi itu berjalan sebegaimana kemampuannya pengemudi dengan kecepatan tinggi. Padahal tidak semua penumpang merasa nyaman dengan kecepatan tinggi itu. Ada penumpang yang muntah muntah, ada yang ketakutan sehingga buang air atau bahkan ada yang sakit jantung.
Namun pengemudi yang bijaksana sangat memperhatikan keadaan penumpang, sehingga ia mengemudi dengan kecepatan yang semua penumpang merasa nyaman. Kalau perlu berhenti, maka berhenti sejenak dan sebagainya, sehingga seluruh penumpang sampai di tujuan dengan nyaman dan selamat, walaupun sampai lebih lambat. Begitulah perumpamaan bijaksananya Rasulullah shallallahu alaihi wassalam dalam menjaga umatnya. Imam mengetahui keadaan makmumnya.

Mengapa pula Rasulullah tidak mengatur Hijrah secara rombongan dimana yang di depan adalah Sayidina Hamzah dan di belakang Sayidina Umar untuk menjaga seluruh rombongan yang berhijrah? Tentu tidak akan ada yang berani mengganggu mereka, karena kewibawaan dan keberanian Sayidina Hamzah dan Sayidina Umar.

Kisah Hijrah Rasulullah sangat indah, banyak hikmah yang dapat diambil dari kisahnya. Bagaimana ketika Sayidina Abu Bakar radhiallahu anhu begitu sudah hati khawatir terhadap keselamatan Rasulullah selama Hijrah, di saat itulah Rasulullah menghibur Sahabatnya itu sehingga diceritakan dalam QS At-Taubah : 40,

9:40

Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita”. Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Di ayat ini Allah menegaskan, bahwa cukup Allah yang bersama mereka, cukup Allah yang menjadi pelindung Rasulullah. Dan tidak dikatakan cukuplah Sayidina Umar atau Sayidina Hamzah. Disini kelihatan tawakkal Rasulullah yang tinggi dan penjagaan Allah yang kokoh. Rasulullah shallallahu alaihi wassalam telah melakukan persiapan lahiriah yang maximal. Ketika orang musyrik Quraisy sudah sampai di depan gua tempat Rasulullah dan Sayidina Abu Bakar bersembunyi, keadaan sangat genting. Jika mereka menundukan sedikit saja sambil melihat ke dalam gua, maka akan terlihatlah kaki mereka berdua. Kemudian turunlah ayat di atas. Rasulullah tetap tenang dan menenangkan Sayidina Abu Bakar bahwa cukup Allah bersama mereka. Betapa indahnya kisah ini.

Demikian juga kisah ketika Rasulullah bersama Sayidina Abu Bakar dan penunjuk jalan sedang dalam perjalanan. Suroqoh yang tergiur mendapat hadiah jika dapat menangkap mereka, datang mengejar. Nabi dan rombongan tidak berjalan lebih cepat, tetap biasa saja tetap tenang. Sehingga ketika semakin dekat, beberapa kali kuda Suroqoh masuk ke padang pasir, dan akhirnya menyerag. Rasulullah kemudian berkata maukan engkau memakai perhiasan Raja Kisra? Suroqoh bersedia dan kemudian meninggalkan Nabi.
Ketika di zaman Khalifah Sayidina Umar bin Khatab, umat Islam berhasil menguasai kerajaan Persia, yang dipimpin oleh Raja Kisra. Perhiasan Raja kemudian di bawa ke Madinah, dan dipinjamkan kepada Suroqoh yang ketika itu sudah muslim (masuk Islam ketika Futuh Mekkah) untuk memakainya, sebagaimana janji Nabi shallallahu alahi wassalam. Maka benarlah terbukti janji Nabi yang pasti terjadi.

Kalau dibayangkan ketika peristiwa Hijrah itu, umat Islam sangat sedikit dan lemah. Sedang Raja Kisra penguasa Kerajaan Persia adalah waktu itu menjadi Super Power dunia. Secara logikanya, ketika itu sangat jauh kemungkinan Umat Islam dapat menguasai Kerajaan Persia. Namun janji Nabi tidak pernah bohong. Apa yang dikatakan Nabi pasti terjadi.

Sholawat dengan diiringi doa untuk kebaikan

Sholawat ini kita baca, sambil kita berdoa untuk orang yang bermasalah dalam hubungan dengan sesama agar kembali menjalin hubungan baik.

Sholawat dengan berdoa untuk orang yang mempunyai kedekatan ruhaniah kepada Rasulullah

Dalam Sholawat ini disebut orang yang selamat jika mempunyai hubungan kedekatan ruhaniah dengan Rasulullah, yaitu mereka yang:
1. Hatinya senantiasa terpaut dengan cinta kepada Rasulullah shallallahu alaihi wassalam
2. Selalu merindukan Rasulullah shallallahu alaihi wassalam.
3. Senantiasa berpegang teguh dengan tali ajaran Nabi yang menghubungkannya dengan Rasulullah.

Dengan sifat yang disebut di atas ini, maka orang itu akan selalu bergairah berdakwah mengenalkan Rasulullahu Shallallahu alaihi wassalam. Kalau kita punya anak kita akan selalu menyebut, mengenalkan Rasulullah dan ajarannya kepada anak-anaknya. Mereka akan selalu mengenalkannya kepada teman-tamannya. Sholawat ini boleh dijadikan wirid oleh kita, tanpa perlu ijazah. Karena Maulid Simthuddurror memang ditulis untuk diamalkan oleh seluruh umat Islam.

Membaca sholawat adalah rukun agar ibadah kita sah dan doa yang pasti diterima Allah

Begitu pentingnya sholawat, sehingga membaca Sholawat adalah termasuk dalam rukun ibadah. Jika seseorang sholat, syaratnya sempurna, bacaan Qurannya tajwidnya sempurna, khusyunya pun dia rasakan, namun kalau ketika duduk di tahiyat terakhir tidak membaca sholawat, makan sholatnya tidak sah. Demikian juga jika seorang khatib yang dapat menyampaikan khutbah Jumat yang begitu berkesan yang membuat jemaahnya menangis, kalau tidak membaca sholawat kepada Nabi dalam khutbahnya, maka khutbah Jum’atnya tidak sah.
Salah satu syarat diterima doa adalah membaca sholawat. Sangat baik jika kita membaca sholawat di awal, kemudian di tengahnya, kemudian diakhiri lagi dengan sholawat, maka bacaan doa yang dibacakan di antara 2 sholawat akan dikabulkan, karena bacaan sholawat yaitu memohon kepada Allah agar melimpahkan sholawat kepada Nabi tidak akan ditolak oleh Allah. Allah pasti terima doa sholawat kita. Maka kita perlu bersemangat dan menghadirkan hati ketika membaca sholawat, karena kita yakin Allah pasti mengabulkan doa sholawat kita itu.
Khususnya ketika membaca sholawat bersama dalam Maulid Simthuddurror ini sebaiknya kita bersemangat, membaguskan, memperindah dan saling menyelaraskan bacaan sholawat ke atas Nabi kita.

Tanya-Jawab

Tanya: Bagaimana cara dapat bermimpi dengan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
Jawab: Bermimpi dengan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah hal yang besar. Bukan sembarangan untuk dapat bermimpi. Banyak amalan agar dapat bermimpi Nabi. Namun yang terpenting adalah hati kita mesti selalu rindu kepada Rasulullah shallallahu alaihi salam.
Di antara amalannya adalah membaca Qasidah Burdah, ada doa sholawat Ad-Durrur Azhar dari Guru sekumpul dan lain lain. Sekali lagi yang penting kita mesti rindu kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Suatu hari dulu ada seorang murid datang kepada gurunya untuk meminta amalan agar bermimpi dengan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, karena sudah merasa layak untuk itu. Guru itu kemudian berkata: “belum nak, engkau belum layak”. Namun sang murid tetap berkata merasa layak. Setelah beberapa kali dinasehati gurunya bahwa sang murid belum layak, dan Sang murid tetap memaksa, akhirnya sang guru menyuruhnya berpuasa selama 7 hari. Sang murid kemudian melaksanakannya. Pada hari ke 7 (terakhir), sang murid diundang berbuka. Sang guru menyediakan makanan laut yang kering yang sedap kepada muridnya itu. Setelah selesai, ternyata sang guru tidak memberinya minum. Sang murid bertanya mengapa tidak ada air minum. Sang guru berkata: “memang saya tak sediakan minum, agar engkau bersabar”. Sang murid pun bingung tapi tetap taat. Malamnya sang murid susah tidur karena kehausan. Namun lama-lama karena terlalu lelah akhirnya tertidur.
Ketika bangun pagi, guru itu bertanya: “Apakah engkau bermimpi bertemu Nabi?”. Sang murid menjawab:”Tidak, tapi saya mimpi minum air”. Kemudian sang Guru berkata:” Jika engkau tadi malam kehausan kemudian rindu kepada Nabi, engkau akan bermimpi bertemu Nabi. Tapi karena engkau kehausan dan terfikir olehmu adalah air, maka engkau bermimpi bertemu air, seperti yang engkau inginkan dan rindukan”. Oleh sebab itu jika ingin bertemu Nabi dalam mimpi, kita mesti selalu mempunyai rasa rindu yang kuat terhadap Nabi shallallahu alaihi wasallam terlebih dahulu.

Tanya: Apakah muslimah yang sedang berhalangan boleh membaca Maulid Simthudduror?
Jawab: Muslimah yang sedang berhalangan boleh membaca Simthuddurror. Yang dilarang adalah membaca Al Qur’an dengan niat beribadah membaca Al Qur’an. Ucapan seperti “Innaa lillahi wa innaa ilaihi roji’un” adalah termasuk sebagian ayat Al Qur’an, tetapi boleh diucapkan oleh muslimah yang berhalangan, karena niatnya bukan membaca Al Quran. Demikian dibolehkan membaca wirid seperti Ratibul Haddad, karena ketika membacanya berniat membaca wirid. Begitu juga dibolehkan mengajarkan ilmu Tajwid.

Tanya: Apakah jika kita sudah banyak dosa, masih dapat bermimpi bertemu Nabi
Jawab: Boleh saja. Orang yang berbuat maksiat tidak menghilangkan cintanya kepada Nabi. Di zaman Nabi shallallahu alaihi wassalam. Ada Sahabat yang suka membuat Rasulullah tertawa. Namun Shahabat ini punya kelemahan yaitu tidak dapat menahan dari minuman keras, walapun sudah berkali kali dihukum (cambuk). Namun Sahabat iti tetap mencintai Nabi. Suatu dari Sahabat itu dihukum karena minum arak. Kemudian ada Shahabat lain, yang mengucapkan kata yang memaki atau melaknat Shahabat yang dihukum itu.
Rasulullah shallallahu alaihi wassalam, kemudian murka kepada Shahabat yang memaki tadi, sambil berkata,” Jangan engkau maki dia, sesungguhnya yang aku tahu tentangnya, dia sangat mencintai Allah dan RasulNya”.
Jadi walaupun Shahabat tidak dapat menahan nafsunya untuk tidak minum arak, tetapi masih sangat mencintai Allah dan RasulNya
Yang tidak boleh adalah jika mencintai dosa atau maksiat dan tidak menyesal telah melakukannya. Jadi walaupun tidak dapat menahan hawa nafsu, tetapi tetap menyesali akan dosanya itu. Ini adalah proses seseorang dalam usaha meninggalkan dosa/maksiat, sedang dia masih mencintai Allah dan RasulNya.


0 Kommentare

Schreibe einen Kommentar

Deine E-Mail-Adresse wird nicht veröffentlicht. Erforderliche Felder sind mit * markiert.

de_DEGerman