Fasal 4

Allah mendahulukan penciptaan dan memuliakan kedudukan Rasulullah shallallahu alaihi wassalam dari seluruh makhluk dan Nabi

Dalam QS Al Baqarah : 185 Allah berfirman:

ءَامَنَ ٱلرَّسُولُ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِۦ وَٱلْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِۦ ۚ وَقَالُوا۟ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ ٱلْمَصِيرُ

Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”.

Dalam ayat ini Allah memerintahkan agar kita tidak boleh membeda-bedakan para Nabi dan Rasul.

Namun dalam QS Al Baqarah 153, Allah berfirman:

تِلْكَ ٱلرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۘ مِّنْهُم مَّن كَلَّمَ ٱللَّهُ ۖ وَرَفَعَ بَعْضَهُمْ دَرَجَٰتٍ ۚ وَءَاتَيْنَا عِيسَى ٱبْنَ مَرْيَمَ ٱلْبَيِّنَٰتِ وَأَيَّدْنَٰهُ بِرُوحِ ٱلْقُدُسِ ۗ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ مَا ٱقْتَتَلَ ٱلَّذِينَ مِنۢ بَعْدِهِم مِّنۢ بَعْدِ مَا جَآءَتْهُمُ ٱلْبَيِّنَٰتُ وَلَٰكِنِ ٱخْتَلَفُوا۟ فَمِنْهُم مَّنْ ءَامَنَ وَمِنْهُم مَّن كَفَرَ ۚ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ مَا ٱقْتَتَلُوا۟ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ

Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada Isa putera Maryam beberapa mukjizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya tidaklah berbunuh-bunuhan orang-orang (yang datang) sesudah rasul-rasul itu, sesudah datang kepada mereka beberapa macam keterangan, akan tetapi mereka berselisih, maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) di antara mereka yang kafir. Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya.

Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa di antara para Nabi dan Rasul itu Allah memberikan derajat yang berbeda-beda di antara mereka.

Kedua ayat ini kelihatannya berlawanan maksudnya. Tetapi sebenarnya tidaklah demikian. Kita diperintahkan untuk tidak membeda-bedakan di antara Nabi dan Rasul adalah dalam perkara kita mengimani bahwa mereka semua adalah Nabi dan Rasul yang diutus Allah. Kita tidak boleh mengimani sebagian dan menolak sebagian, karena mereka semua punya pangkat Nabi dan Rasul yang diutus Allah untuk menyampaikan risalah.

Sedang ayat yang menjelaskan bahwa Allah memberikan derajat yang berbeda-beda di antara para Nabi dan Rasul adalah untuk menunjukkan keistimewaan dan kemuliaan para Nabi dan Rasul pada derajat masing-masing, agar kita mengetahui keistimewaan dan kemuliaan beberapa Nabi dan Rasul, tanpa merendahkan Nabi dan Rasul yang lain. Di antara keistimewaan dan kemuliaan para Nabi dan Rasul itu, yang paling istimewa dan mulia adalah Baginda Muhammad Rasulullah shallallahu alaihi wassalam.

Pertengkaran antara seorang shahabat dan orang Yahudi

Dikisahkan suatu ketika seorang Muslim dan seorang Yahudi sedang berdiskusi tentang siapa yang lebih mulia diantara Nabi Musa alaihi salam dan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalam. Orang Muslim berkata : Demi Dzat yang memuliakan Nabi Muhammad dari seluruh alam (makhluk). Kemudian orang Yahudi berkata, demi Dzat yang memilih Nabi Musa sebagai makhluk yang paling mulia Yahudi dari seluruh makhluk. Kemudian orang muslim itu memukul orang Yahudi.
Oleh sebab itulah Rasulullah shallallahu alaihi wassalam bersabda, “Jangan kalian mengunggulkan aku dari Rasul yang lain.”.

Perkataan Nabi ini seolah olah bertentangan dengan QS Al Baqarah 153 di atas. Imam Nawawi menjelaskan perkataan Nabi ini sebagai berikut:

  1. Nabi Muhammad belum mengetahui bahwa dirinya adalah makhluk dan Nabi yang paling mulia diantara para Nabi. Setelah beliau tahu, beliau berkata: Aku adalah Sayid dari seluruh Bani Adam
  2. Itu adalah ketawadhukan Rasulullah shallallahu alaihi wassalam
  3. Khawatir mengunggulkan Nabi dan merendahkan Nabi yang lain
  4. Agar tidak ada permusuhan atau saling mengadu-adukan antar Nabi dan Rasul, seolah-olah para Nabi dan Rasul itu saling bermusuhan.
  5. Maksud perkataan Nabi itu adalah bahwa semua Nabi dan Rasul punya pangkat Nabi dan Rasul yang sama secara sempurna. Tidak dapat dikatakan yang satu lebih Rasul atau lebih Nabi dari yang lain.

Jadi yang berbeda bukan pangkat kenabiannya atau kerasulannya, melainkan keistimewaan masing masing yang memang berbeda.
Imam Izzudin Abdussalam dalam Kitab BIDAYATUL AL-SUL FI TAFDHIL AL-RASUL menuliskan bahwa:
1. Rasulullah shallallahu alaihi wassalam berkata, bahwa aku adalah pemegang bendera pujian di hari Kiamat, tetapi aku tidak sombong.
Rasulullah shallallahu alaihi wassalam berkata, bahwa semua Nabi dan Rasul akan berada dibawah bendera pujian di hari Kiamat. Dan aku tidaklah sombong.
Rasulullah dalam hal ini hanya menceritakan apa adanya sebagaimana yang diberitahukan kepada beliau.

2. Allah bersumpah dengan umur Nabi Muhammad, sebagaimana firman Allah dalam QS Al Hijr: 72

ﻟﻌﻤﺮﻙ ﺍﻧﻬﻢ ﻟﻔﻲ ﺷﻜﻮﺍﻫﻢ ﻳﻌﻤﻬﻮﻥ

“Demi umurmu (muhammad),sesungguhnya mereka terombang-ambing didalam kemabukan (kesesatan) (alhijr 15:72) Ini menunjukkan hidupnya Nabi adalah sangat berokah. Allah tidak pernah bersumpah dengan umur Nabi yang lain. Oleh karena itu hendaklah kita mempelajari kisah hidup Rasulullah juga untuk anak keturunan kita, agar kita mengenal dan mencintai Rasulullah shallallahu alaihi wassalam

3. Allah tidak pernah memanggil Nabi Muhammad dengan namanya. Tetapi selalu dengan gelar dari Nabi Muhammad. Sedangkan kata Muhammad memang ada dalam Al Quran, tetapi itu bukan panggilan Allah kepada Nabi melainkan menceritakan tentang Nabi Muhammad.
Namun Allah memanggil Nabi lain dengan namanya, seperti Ya Musa, Ya Isa, Ya Yahya, dsb.
4. Mu’jizat Nabi masih dapat dilihat hingga sekarang, yaitu Al Quran. Sedangkan Mu’jizat Nabi yang lain tidak dapat dilihat pada hari ini, seperti Tongkat Nabi Musa, Pengobatan Nabi Isa, dan Tidak terbakarnya Nabi Ibrahim. Nabi Daud dapat melunakkan besi, dan sebagainya. Ini menunjukkan tiap Nabi dan Rasul punya kelebihan yang berbeda. Semua Mu’jizat Nabi dan Rasul sebelum Nabi Muhammad, adalah juga dimiliki oleh Nabi bahkan melebihinya. Nabi Sulaiman dapat berbicara dengan binatang. Nabi juga dapat berbicara dengan binatang seperti dalam kisah Unta yang mengadu. Bahkan Rasulullah dapat bicara dengan kayu pohon Kurma yang sudah ditebang menjadi mihrab. Bahkan Nabi dapat memahami daging yang sudah dimasak, ketika beliau hendak diracun. Daging itu berkata memperingatkan Nabi.
Nabi Musa dapat membelah laut, Rasulullah dapat membelah bulan yang jauh di langit.
5. Umat yang terbaik dan paling banyak masuk Syurga adalah Umat Nabi Muhammad.
6. Semua Nabi akan menyerah ketika diminta syafaat, semua menolak karena tidak mampu, Hanya Rasulullah yang dapat memberi syafaat kepada manusia di hari Kiamat nanti.

Ini membuktikan bahwa Rasulullah adalah Rasul yang terbaik di antara para Rasul.

Wallahu a’lam


0 Kommentare

Schreibe einen Kommentar

Deine E-Mail-Adresse wird nicht veröffentlicht. Erforderliche Felder sind mit * markiert.

de_DEGerman